Jakarta (ANTARA) - Hunian yang sehat memiliki sejumlah indikator yang salah satunya adalah adanya udara bersih di area hunian.

Oleh karena itu, penting bagi calon pembeli rumah agar wajib mengetahui apakah keadaan sekitar lingkungan rumah mereka sudah sehat atau belum. Hal ini bisa dilakukan dengan mengetahui kualitas udara yang memiliki PM2.5 rendah.

Baca juga: Pakar ungkap kelebihan dan kekurangan beli rumah lelang

Namun, sebenarnya apa itu PM2.5?

“PM2.5 merupakan sebuah partikel berukuran lebih kecil dari 2,5 mikro dan dianggap paling berbahaya karena sifatnya yang ringan hingga dapat bertahan lama di udara. Bahkan dampak dari PM2.5 ini bisa membuat iritasi pada mata, hidung, asma, flu hingga kulit kering,” tutur dr. Elfa Satri, dokter umum yang terafiliasi dengan Halodoc dalam keterangannya diterima Selasa.

PM2.5 ini memiliki ukuran yang sangat kecil, bahkan hanya sebesar pasir dan tidak bisa disaring oleh tubuh manusia. Salah satu dampak PM2.5 juga dapat menurunkan kecerdasan serta menurunkan fungsi kognitif pada anak kecil.

“Menurut data studi yang dilakukan oleh Air Quality Life Index bekerjasama dengan University of Chicago, PM2.5 dapat menurunkan angka harapan hidup. Di daerah tertentu seperti Jabodetabek, pengurangan angka harapan hidup ini bahkan bisa mencapai 5-7 tahun,” jelas CEO and Co-Founder Nafas Indonesia Nathan Roestandy.

Selain itu, polusi PM2.5 Di daerah perumahaan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli rumah. Dapat diestimasikan kualitas udara di dalam ruangan memiliki besar kemiripan 95 persen dengan polusi PM2.5 di area di luar ruangan. Dengan begitu, kualitas polusi PM2.5 di dalam rumah tidak berbeda jauh dengan yang ada di luar rumah.

Baca juga: Kenali enam tahap pencarian properti

“Dampak memiliki lingkungan area rumah yang memiliki PM2.5 tinggi di antaranya dapat menyebabkan asma, risiko mengembangkan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), fungsi paru-paru berkurang, gangguan perkembangan saraf hingga risiko penyakit lebih tinggi saat dewasa,” kata Nathan.

Lebih lanjut, menurut data yang dirilis oleh Nafas pada Juni 2022, polusi PM2.5 tidak dapat ditanggulangi hanya dengan memperbanyak penanaman pohon dan penciptaan area hijau. Data ini juga menunjukkan bahwa polusi PM2.5 dapat dipengaruhi oleh curah hujan dan angin.

Secara rata-rata, polusi PM2.5 ditaksir lebih tinggi di pagi hari dan sifatnya cukup fluktuatif. Selain itu, kadar polusi PM2.5 tidak akan mengalami penurunan hanya dengan pengurangan mobilitas kendaraan bermotor saja.

Memilih hunian dengan tingkat PM2.5 yang rendah sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tubuh penghuni rumah, sehingga dapat tercipta Triangle Love Situation yaitu terciptanya hunian sehat, udara jernih, dan gaya hidup yang sehat pula.

Hunian sehat juga memiliki beberapa indikator antara lain ceiling tinggi, jendela besar dan ventilasi yang baik, supply kualitas udara bersih yang memadai, lingkungan area bersih dan tata ruang yang baik di dalam rumah sesuai fungsinya.

Baca juga: Pinhome gelar program pelatihan keterampilan

Salah satu rekomendasi rumah sehat yaitu proyek Tamaruma yang informasinya dapat diakses melalui aplikasi Pinhome. Area sekitar proyek ini memiliki kualitas udara yang baik.

Kualitas udara yang baik didukung pula oleh banyaknya area hijau. Tersedia club house untuk menunjang kebutuhan pola hidup sehat penghuni. Pada sisi interior, Tamaruma didukung pencahayaan alami yang maksimal melalui banyaknya jendela besar di dalam rumah dan sirkulasi udara yang baik melalui floor to ceiling sebesar 2,8 meter.

Proyek perumahan Tamaruma juga merupakan salah satu perumahan yang menjadi bagian dari promo GELEGAR yang saat ini berlangsung. Melalui promo ini, Pinhome memberikan garansi anti bocor selama satu tahun kepada pembeli.

Pada Juli 2022 lalu, Pinhome resmi bekerjasama dengan Nafas, perusahaan rintisan berbasis teknologi yang memfokuskan diri dalam manajemen kualitas udara.

Kerjasama ini terjalin pada Rabu (1/07/2022) diresmikan oleh Dani Budianto selaku Head Marcomm & PR Pinhome. Bentuk kerjasama ini semakin mengukuhkan Pinhome sebagai pionir transaksi properti berbasis teknologi yang peduli terhadap kualitas udara di sekitar dan berkomitmen untuk membantu customer mendapatkan hunian dengan kualitas udara yang lebih baik.

Kolaborasi ini semakin memperkuat eksistensi Pinhome dan Nafas dalam menyediakan hunian dengan kadar polusi udara yang terukur. Kolaborasi antar keduanya tak berhenti sampai di sini saja, ke depannya Pinhome dan Nafas akan bersama-sama berinovasi dan membuat terobosan-terobosan lain.


Baca juga: Poin penting yang harus diperhatikan saat beli properti

Baca juga: Perhatikan hal ini saat akan beli rumah primer dan sekunder

Baca juga: Ini dia jenis rumah yang paling dicari di Indonesia