Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi menyampaikan apresiasi atas sinergi industri ritel dan pangan dalam mendukung upaya pencegahan pemborosan pangan (food waste) melalui gerakan "Sarinah Bebas Food Waste".

Arief mengatakan, upaya mengurangi sampah makanan berlebih dari restoran dan tenant yang ada di Sarinah Mall merupakan langkah nyata menghindari kemubaziran pangan sekaligus mendukung upaya ketahanan pangan nasional.

"Ini mall pertama di Indonesia, sekaligus mall pertama yang kini bebas food waste. Jadi kampanye food loss and waste ini dimulai dari Sarinah," kata Arief usai penandatanganan nota kesepahaman bersama Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Sarinah Mall, dan Surplus Indonesia di Jakarta, Senin.

Arief menyampaikan, berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2021 tercatat sebanyak 23 hingga 48 juta ton makanan terbuang menjadi sampah.

Jumlah tersebut berdampak pada kerugian ekonomi mencapai Rp213 triliun hingga Rp551 triliun, atau setara hampir 5 persen PDB. Jumlah tersebut diperkirakan dapat memberi makan sebanyak 61 hingga 125 juta masyarakat Indonesia.

Arief menuturkan, gerakan tersebut harus terus diperluas sehingga kemubaziran pangan di Indonesia dapat dihindari, atau disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Saya berharap pusat perbelanjaan dan ritel di Indonesia ke depannya mengikuti yang dilakukan oleh Sarinah Mall. Dibarengi juga gerakan serupa di tingkat ritel, juga level rumah tangga," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati mengatakan bahwa gerakan "Sarinah Bebas Food Waste" sejalan dengan misi perusahaan untuk mendukung Sustainable Development Goals.

"Zero Food Waste ini jadi visi Sarinah untuk mengejar SDGs, memang ini langkah konkret yang kami lakukan. Jadi kami sambut baik MoU ini dan juga ke depan kami ingin jadi suatu gerakan pusat belanja yang lain untuk bersama-sama," katanya.

Fetty mengungkapkan, dalam gerakan ini ada sekitar 40 tenant di sektor food and beverages, dan 45 UMKM bidang kuliner yang ikut serta. Tidak hanya itu, dia berharap ke depannya akan semakin banyak yang mengikuti jejak tersebut.

Sementara itu, Direktur Surplus Indonesia Agung Saputra mengaku antusias dapat memberikan kontribusi dalam mencegah limbah pangan sebagai distributor makanan.

"Para pelaku usaha atau tenant dapat melalukan pencegahan over stock makanan yang dapat menyebabkan kerugian finansial," kata Agung.

Agung menjelaskan, Surplus Indonesia akan membantu menjual atau mendistribusikan kembali kelebihan makanan yang masih layak dari tenant di Sarinah Mall sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi tenant tersebut.

Namun demikian, apabila kelebihan makanan tidak terjual maka akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui para relawan Surplus Peduli Pangan.

Ia menyampaikan, makanan berlebih yang masih layak dikonsumsi tidak seharusnya dibuang begitu saja, namun bisa dijual kembali melalui aplikasi yang memudahkan proses tersebut.

"Pelanggan dapat menikmati makanan favoritnya dengan harga yang menguntungkan. Rekan kami juga akan mendapat keuntungan tambahan dan pelanggan baru," ujarnya.

Baca juga: Sandiaga: Penanganan sampah makanan bisa atasi masalah ekonomi
Baca juga: Mentan ajak negara dunia tekan "food loss and waste"
Baca juga: Kiat mudah atasi "food waste" dan "food loss" dari rumah