G20 Indonesia
Kemkominfo dukung kemandirian pangan melalui pendampingan UMKM
15 Agustus 2022 17:25 WIB
Tangkapan layar paparan yang disampaikan Sekretaris Jendral Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba dalam webinar bertajuk "Digital Cooperative Transformation: The Realization of Food Independence" dan "Empowerment Of Women In MSMEs Through Cooperative", di Jakarta, Senin (15/8/2022). (FOTO ANTARA/ Anita Permata Dewi)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) turut mendukung upaya mewujudkan kemandirian pangan melalui pendampingan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pertanian.
"Penguatan upaya mewujudkan kemandirian pangan Indonesia turut dilakukan melalui pendampingan pemanfaatan teknologi digital bagi para pelaku sektor UMKM pertanian juga perikanan secara kolaboratif oleh Kementerian Kominfo melalui program UMKM go online, UMKM active selling, UMKM adopsi teknologi digital 4.0, hingga petani dan nelayan go online," kata Sekjen Kemenkominfo Mira Tayyiba dalam webinar bertajuk "Digital Cooperative Transformation: The Realization of Food Independence" dan "Empowerment Of Women In MSMEs Through Cooperative", yang diikuti di Jakarta, Senin.
Upaya untuk memperluas adopsi teknologi digital di sektor pertanian diyakininya dapat mendorong kemandirian pangan bangsa.
"Sebagaimana diprediksi bahwa penggunaan teknologi modern di sektor pertanian berpotensi menghasilkan produksi dengan nilai tambah hingga 6,6 miliar dolar AS atau setara Rp96,8 triliun per tahun," katanya.
Menurut dia saat ini pemanfaatan teknologi digital sudah mulai berkembang di sektor pertanian, baik dari hulu maupun ke hilir.
Pihaknya mencontohkan, adopsi teknologi digital di hulu yang dikenal sebagai "smart farming" dilakukan menggunakan teknologi "artificial intelligence", "internet of things" dan "big data" dalam pertanian.
Sementara di sisi hilir, kehadiran teknologi digital sudah mulai dirasakan, baik bagi petani maupun konsumen melalui kehadiran platform digital e-commerce.
Menurut dia petani kini memiliki akses pasar yang lebih luas untuk menjual hasil pertanian-nya. Selain itu, saat ini sudah banyak penyedia jasa logistik yang memfasilitasi pengantaran hasil pertanian langsung ke konsumen secara cepat.
"Hal ini dapat mempersingkat rantai pasok, memperkuat posisi sekaligus daya tawar petani untuk menentukan harga," demikian Mira Tayyiba yang juga Chair Digital Economy Working Group (DEWG) G20 ini.
Baca juga: Kemkominfo luncurkan lima aplikasi untuk petani
Baca juga: Kemenkominfo target 112 juta UMKM gunakan sistem digital
Baca juga: Kemkominfo bidik UKM untuk subsidi domain co.id
Baca juga: Petani Purworejo jual hasil tani melalui jaringan digital
"Penguatan upaya mewujudkan kemandirian pangan Indonesia turut dilakukan melalui pendampingan pemanfaatan teknologi digital bagi para pelaku sektor UMKM pertanian juga perikanan secara kolaboratif oleh Kementerian Kominfo melalui program UMKM go online, UMKM active selling, UMKM adopsi teknologi digital 4.0, hingga petani dan nelayan go online," kata Sekjen Kemenkominfo Mira Tayyiba dalam webinar bertajuk "Digital Cooperative Transformation: The Realization of Food Independence" dan "Empowerment Of Women In MSMEs Through Cooperative", yang diikuti di Jakarta, Senin.
Upaya untuk memperluas adopsi teknologi digital di sektor pertanian diyakininya dapat mendorong kemandirian pangan bangsa.
"Sebagaimana diprediksi bahwa penggunaan teknologi modern di sektor pertanian berpotensi menghasilkan produksi dengan nilai tambah hingga 6,6 miliar dolar AS atau setara Rp96,8 triliun per tahun," katanya.
Menurut dia saat ini pemanfaatan teknologi digital sudah mulai berkembang di sektor pertanian, baik dari hulu maupun ke hilir.
Pihaknya mencontohkan, adopsi teknologi digital di hulu yang dikenal sebagai "smart farming" dilakukan menggunakan teknologi "artificial intelligence", "internet of things" dan "big data" dalam pertanian.
Sementara di sisi hilir, kehadiran teknologi digital sudah mulai dirasakan, baik bagi petani maupun konsumen melalui kehadiran platform digital e-commerce.
Menurut dia petani kini memiliki akses pasar yang lebih luas untuk menjual hasil pertanian-nya. Selain itu, saat ini sudah banyak penyedia jasa logistik yang memfasilitasi pengantaran hasil pertanian langsung ke konsumen secara cepat.
"Hal ini dapat mempersingkat rantai pasok, memperkuat posisi sekaligus daya tawar petani untuk menentukan harga," demikian Mira Tayyiba yang juga Chair Digital Economy Working Group (DEWG) G20 ini.
Baca juga: Kemkominfo luncurkan lima aplikasi untuk petani
Baca juga: Kemenkominfo target 112 juta UMKM gunakan sistem digital
Baca juga: Kemkominfo bidik UKM untuk subsidi domain co.id
Baca juga: Petani Purworejo jual hasil tani melalui jaringan digital
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: