BPOLBF gali potensi pengembangan ekonomi digital Labuan Bajo Flores
14 Agustus 2022 13:57 WIB
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengunjungi pameran UMKM dalam Festival Golo Koe di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Sabtu (13/8/2022). ANTARA/Fransiska Mariana Nuka.
Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menggali potensi pengembangan ekonomi digital untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pariwisata secara digital di Labuan Bajo, Flores, NTT.
"Badan Otorita coba lihat potensi pengembangan ekonomi digital dalam konteks metaverse, bangun metaverse pariwisata di Labua Bajo Flores," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Minggu.
Hal itu Shana sampaikan merespons dorongan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate untuk membangun ekosistem digital di Labuan Bajo Flores saat melihat berbagai produk UMKM dalam Pameran Festival Golo Koe.
Dia mengatakan dengan adanya fasilitas infrastruktur digital yang telah dibangun Kementerian Kominfo, tentu ekonomi digital semakin diperkaya, tidak hanya dari sisi produk melainkan upaya membangun ekosistem digital itu sendiri.
Lewat pengembangan ekonomi digital, BPOLBF menggali potensi yang ada untuk mengoptimalkan beberapa bagian. Diantaranya pengoptimalan big data untuk pengelolaan manajemen kunjungan ke Labuan Bajo.
Selain itu, ada banyak hal lain yang perlu untuk dilakukan peningkatan kualitas pengelolaan pariwisata secara digital.
Dia menyebut Kementerian Kominfo telah memiliki pelatihan talent digital dengan berbagai tingkatan. Pada prinsipnya, Shana mendorong agar kesadaran digital tidak hanya sekadar menjadi pengguna (user) melainkan pembuat (creator) digital.
Selain mendorong adanya pengembangan ekonomi digital, Shana memberikan respons positif atas berbagai produk UMKM yang dipamerkan dalam Pameran Festival Golo Koe Labuan Bajo.
Shana menilai, dengan keterlibatan multi pihak, ekosistem pasar di Labuan Bajo dengan sendirinya telah terbangun; tidak membutuhkan produk dari tempat lain karena setiap UMKM binaan paroki-paroki dalam Keuskupan Ruteng telah menyediakan produk tersebut.
BPOLBF sendiri telah siap untuk mengembangkan usaha dari 150 pelaku UMKM yang terlibat pameran itu, tentunya sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing usaha.
"Pesan dari Pak Menteri (Kemenparekraf), bagaimana saatnya kita mengundang ekosistem swasta atau privat atau non pemerintah untuk berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata Labuan Bajo, karena pariwisata bukan hanya miliki pemerintah saja," katanya.
Baca juga: Menkominfo minta peningkatan kualitas produk UMKM di Labuan Bajo
Baca juga: Menkominfo minta kolaborasi pentahelix untuk pariwisata di Manggarai
Baca juga: BPOLBF siap kembangkan UMKM yang terlibat dalam festival Labuan Bajo
"Badan Otorita coba lihat potensi pengembangan ekonomi digital dalam konteks metaverse, bangun metaverse pariwisata di Labua Bajo Flores," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Minggu.
Hal itu Shana sampaikan merespons dorongan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate untuk membangun ekosistem digital di Labuan Bajo Flores saat melihat berbagai produk UMKM dalam Pameran Festival Golo Koe.
Dia mengatakan dengan adanya fasilitas infrastruktur digital yang telah dibangun Kementerian Kominfo, tentu ekonomi digital semakin diperkaya, tidak hanya dari sisi produk melainkan upaya membangun ekosistem digital itu sendiri.
Lewat pengembangan ekonomi digital, BPOLBF menggali potensi yang ada untuk mengoptimalkan beberapa bagian. Diantaranya pengoptimalan big data untuk pengelolaan manajemen kunjungan ke Labuan Bajo.
Selain itu, ada banyak hal lain yang perlu untuk dilakukan peningkatan kualitas pengelolaan pariwisata secara digital.
Dia menyebut Kementerian Kominfo telah memiliki pelatihan talent digital dengan berbagai tingkatan. Pada prinsipnya, Shana mendorong agar kesadaran digital tidak hanya sekadar menjadi pengguna (user) melainkan pembuat (creator) digital.
Selain mendorong adanya pengembangan ekonomi digital, Shana memberikan respons positif atas berbagai produk UMKM yang dipamerkan dalam Pameran Festival Golo Koe Labuan Bajo.
Shana menilai, dengan keterlibatan multi pihak, ekosistem pasar di Labuan Bajo dengan sendirinya telah terbangun; tidak membutuhkan produk dari tempat lain karena setiap UMKM binaan paroki-paroki dalam Keuskupan Ruteng telah menyediakan produk tersebut.
BPOLBF sendiri telah siap untuk mengembangkan usaha dari 150 pelaku UMKM yang terlibat pameran itu, tentunya sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing usaha.
"Pesan dari Pak Menteri (Kemenparekraf), bagaimana saatnya kita mengundang ekosistem swasta atau privat atau non pemerintah untuk berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata Labuan Bajo, karena pariwisata bukan hanya miliki pemerintah saja," katanya.
Baca juga: Menkominfo minta peningkatan kualitas produk UMKM di Labuan Bajo
Baca juga: Menkominfo minta kolaborasi pentahelix untuk pariwisata di Manggarai
Baca juga: BPOLBF siap kembangkan UMKM yang terlibat dalam festival Labuan Bajo
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022
Tags: