Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Sulawesi Barat (Sulbar) matangkan persiapan pelaksanaan festival perahu tradisional Sandeq yang akan digelar pada 9 September 2022.

"Seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) Sulbar diminta lebih aktif dan mematangkan seluruh persiapan pelaksanaan Festival Sandeq Sulbar," kata penjabat Gubernur Sulbar, Akmal Malik di Mamuju, Sabtu.

Ia mengatakan OPD lingkup Pemprov Sulbar, juga terus diminta terus memberikan masukan untuk penyempurnaan Festival Sandeq Sulbar.

Menurut dia, telah disepakati bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali, bahwa festival perahu tradisional Sandeq di Sulbar digelar bersama peringatan hari olahraga nasional (Haornas).

Baca juga: Arkeolog: Simbol gender dominasi pembuatan perahu tradisional Kei

Baca juga: Pertama kali, perempuan diizinkan naik Chintoro untuk kirab Olimpiade


"Pemerintah Sulbar telah menyusun berbagai langkah untuk menyelenggarakan dua kegiatan tersebut yakni Haornas dan Festival Sandeq tersebut," katanya.

Ia juga mengatakan, pemerintah Sulbar akan menemui Walikota Balikpapan Provinsi Kaltim Rahman Mas'ud mengenai pelaksanaan Festival Sandeq yang akan berlayar mengurangi Selat Makassar, dari wilayah Sulbar menuju Ibukota Negara Baru (IKN) di pulau Kalimantan.

Kegiatan festival Sandeq tersebut digelar karena ingin menyampaikan ke seluruh masyarakat Indonesia bahwa melalui budaya Sandeq pemerintah Sulbar memberikan dukungan pembangunan IKN.

"Sebanyak tiga puluh empat perahu Sandeq akan berlayar ke pulau Kalimantan sebagai tanda atau simbol yang dibungkus dalam budaya Sulbar, bahwa 34 provinsi di Indonesia siap memberikan dukungan percepatan pembangunan IKN,"

"Festival Sandeq dilaksanakan menggunakan dana dari sponsor serta pihak swasta, dan tidak menggunakan APBD, karena Pemerintah Sulbar ingin semua elemen siap untuk menggelar dan menyukseskan Festival Sandeq sebagai kebanggaan masyarakat Sulbar," ujarnya.

Ia juga menyampaikan rute festival Sandeq akan dimulai dari Tanjung Silopo Kabupaten Polman, menuju Somba dan wilayah Deking di Majene Kabupaten Majene sejauh 170 kilometer.

Selanjutnya akan menuju pulau Kalimantan dan akan dikawal oleh TNI untuk menjaga keselamatan para "Passandeq" atau orang yang mengemudikan perahu tradisional tersebut.*

Baca juga: Budayawan Sumsel ajak lestarikan transportasi air tradisional

Baca juga: Lomba perahu bidar HUT Kemerdekaan disaksikan ribuan warga Palembang