Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menyelesaikan vaksinasi COVID-19 booster kedua bagi tenaga kesehatan daerah itu yang jumlahnya sekitar 9.000 orang.

"Booster kedua bagi nakes sudah selesai, sesuai target kita kemarin selesai di tanggal 11 Agustus, dan sekarang ini kan tanggal 12 Agustus," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Rahardjo di Bantul, Jumat.

Menurut dia, jumlah sumber daya manusia SDM kesehatan di Bantul baik yang ada di Dinkes, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), maupun klinik-klinik dan fasilitas kesehatan lainnya sekitar 9.000an orang.

Meski demikian, kata dia, diakui masih ada sebagian kecil nakes yang belum mendapatkan suntikan vaksin penguat kedua itu, karena pertimbangan kondisi kesehatan yang bersangkutan.

"Sudah semua, kecuali para nakes yang dalam tanda petik tidak bisa divaksin hari itu, karena beberapa masalah, misalnya habis konfirmasi positif COVID-19, kondisi sakit atau hal-hal yang lain," katanya.

Baca juga: Vaksinasi booster kedua tenaga kesehatan Yogyakarta gunakan Moderna
Baca juga: 58,22 juta penduduk Indonesia telah mendapat vaksin COVID-19 booster

Dia mengatakan, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 booster kedua bagi nakes di Bantul telah dimulai awal Agustus ini, sehingga di Bantul hanya membutuhkan waktu kurang dari dua pekan untuk merampungkan dosis keempat bagi semua nakes.

"Untuk pelaksanaannya kita distribusikan melalui semua fasyankes, termasuk Puskesmas, jadi kalau nakes itu ada di wilayah Puskesmas, misalnya klinik, apotek dan sebagainya ikut di Puskesmas setempat," katanya.

Pihaknya berharap, dengan telah divaksin booster kedua, dapat semakin menguatkan kekebalan nakes dari paparan COVID-19, mengingat SDM kesehatan itu menjadi garda terdepan dalam penanganan Corona, dan rentan tertular.

"Harapan kita adalah penguatan, booster itu penguatan, menguatkan, jadi logikanya kalau sudah enam bulan atau lebih terjadi penurunan, sementara teman-teman nakes bekerja dengan resiko tertular yang tinggi sehingga diproteksi lebih dahulu," katanya.

Baca juga: Epidemiolog: Booster pertama harus diprioritaskan
Baca juga: Satgas IDI: Vaksinasi penguat kedua efektif tingkatkan perlindungan