Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat, didukung data inflasi produsen Amerika Serikat yang melambat.

Rupiah pagi ini menguat 29 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.737 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.766 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS karena indikasi inflasi AS mulai melambat," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Data inflasi produsen AS pada Juli semalam menunjukkan penurunan tingkat inflasi yang selaras dengan data inflasi konsumen AS yang dirilis sehari sebelumnya.

Data inflasi produsen AS tercatat sebesar -0,5 persen (mom) pada Juli. Angka itu lebih rendah dari konsensus sebesar 0,2 persen (mom).

Baca juga: Rupiah menguat, ditopang inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan

Menurut Ariston, data tersebut meningkatkan ekspektasi bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) mungkin tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga acuannya pada September sehingga mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Di pasar berkembang, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin.

Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, tingkat inflasi AS masih jauh di atas target The Fed 2 persen, sehingga sebagian pelaku pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif belum akan selesai.

"Ekspektasi ini diperkuat dengan pernyataan beberapa petinggi The Fed yang mendukung kenaikan suku bunga acuan untuk segera menurunkan tingkat inflasi ke kisaran 2 persen," ujar Ariston.

Sementara dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas 5 persen masih menjadi sentimen positif untuk rupiah.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpeluang bergerak menguat hingga ke level Rp14.650 per dolar AS.

Pada Kamis (11/8) lalu, rupiah ditutup menguat 105 poin atau 0,71 persen ke posisi Rp14.766 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.871 per dolar AS.

Baca juga: Dolar merosot lebih jauh di Eropa, setelah kejutan inflasi AS