RI dipercaya dunia gelar WWF meski persiapan hanya 2 tahun
11 Agustus 2022 13:29 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam 2nd Announcment of 10th World Water Forum di Jakarta, Kamis (11/8/2022). (ANTARA/HO-Kementerian PUPR)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Dewan Air Dunia (World Water Council/WWC) mempercayai Indonesia akan mampu menyelenggarakan Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) pada 2024 meski waktu persiapan hanya dua tahun, berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya.
“Ini dilakukan tiga tahun sekali tapi yang 2024 kita hanya punya waktu dua tahun. World Water Council (WWC) sangat percaya pada Indonesia bisa selenggarakan walau persiapan dua tahun,” kata Basuki dalam 2nd Announcment of 10th World Water Forum di Jakarta, Kamis. Basuki menekankan penyelenggaraan WWF ke-10 pada 2024 di Bali, bukan hanya agenda kerja Kementerian PUPR, namun seluruh pemangku kepentingan di Indonesia. Hal itu juga tak terlepas dari skala dan potensibforum tersebut dengan keterlibatan 100 ribu peserta dan akan dihadiri 56 menteri dan 12 kepala negara.
“Ini bukan ambisius tapi kalau lihat voting negara-negara kemarin (saat WWFke-9 di Senegal) mereka tak voting Indonesia, mereka voting Bali. Bali magnetnya sangat tinggi, mereka pasti bawa keluarga. Jadi sangat, ditunggu betul pelaksanaan WWF di Bali,” jelasnya. Indonesia, ujar Basuki, akan mengusung agenda di WWF 2024 mengenai air untuk kesejahteraan bersama.
“Ini acara terbesar, tidak ada forum air yang lebih besar dari WWF,” ujarnya. Menteri PUPR meyakini Indonesia akan memperoleh banyak manfaat, terutama mengenai pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Air (SDA) dari WWF. Manfaat tersebut seperti berbagai inovasi baru dalam mengelola air untuk mengantisipasi bencana, maupun kegunaan air untuk kehidupan sehari-hari, termasuk untuk meningkatkan produktivitas pangan.
Selain itu, dengan kehadiran 100 ribu peserta WWF, maka akan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Pulau Bali dan sekitarnya. “Sebanyak 100 ribu orang tinggal di Bali selama seminggu akan dapat meningkatkan ekonomi kita. Kita juga bisa menunjukkan ke dunia mengenai Indonesia dan pengelolaan air,” ujarnya.
WWF merupakan wadah pertemuan para pemimpin negara, korporasi, NGO, media, dan masyarakat umum untuk mencari solusi yang berkaitan dengan manajemen air yang berkelanjutan. Pada prinsipnya, WWF bertujuan untuk mewujudkan pencapaian agenda Sustainable Development Goals (SDGs) dan menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua pada tahun 2030.
Forum air dunia ini pertama kali diadakan pada tahun 1997 di Marrakesh, Maroko. WWF diselenggarakan setiap tiga tahun sekali dan pada pertemuan ke-10, Indonesia menjadi tuan rumah yang akan dilaksanakan pada Juni 2024 di Bali.
Baca juga: RI bakal usung isu pengelolaan air di WWF 2024, atasi krisis pangan
Baca juga: Kemenkop harap WWF Indonesia perkuat ekosistem ekonomi hijau UMKM
“Ini dilakukan tiga tahun sekali tapi yang 2024 kita hanya punya waktu dua tahun. World Water Council (WWC) sangat percaya pada Indonesia bisa selenggarakan walau persiapan dua tahun,” kata Basuki dalam 2nd Announcment of 10th World Water Forum di Jakarta, Kamis. Basuki menekankan penyelenggaraan WWF ke-10 pada 2024 di Bali, bukan hanya agenda kerja Kementerian PUPR, namun seluruh pemangku kepentingan di Indonesia. Hal itu juga tak terlepas dari skala dan potensibforum tersebut dengan keterlibatan 100 ribu peserta dan akan dihadiri 56 menteri dan 12 kepala negara.
“Ini bukan ambisius tapi kalau lihat voting negara-negara kemarin (saat WWFke-9 di Senegal) mereka tak voting Indonesia, mereka voting Bali. Bali magnetnya sangat tinggi, mereka pasti bawa keluarga. Jadi sangat, ditunggu betul pelaksanaan WWF di Bali,” jelasnya. Indonesia, ujar Basuki, akan mengusung agenda di WWF 2024 mengenai air untuk kesejahteraan bersama.
“Ini acara terbesar, tidak ada forum air yang lebih besar dari WWF,” ujarnya. Menteri PUPR meyakini Indonesia akan memperoleh banyak manfaat, terutama mengenai pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Air (SDA) dari WWF. Manfaat tersebut seperti berbagai inovasi baru dalam mengelola air untuk mengantisipasi bencana, maupun kegunaan air untuk kehidupan sehari-hari, termasuk untuk meningkatkan produktivitas pangan.
Selain itu, dengan kehadiran 100 ribu peserta WWF, maka akan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata, ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Pulau Bali dan sekitarnya. “Sebanyak 100 ribu orang tinggal di Bali selama seminggu akan dapat meningkatkan ekonomi kita. Kita juga bisa menunjukkan ke dunia mengenai Indonesia dan pengelolaan air,” ujarnya.
WWF merupakan wadah pertemuan para pemimpin negara, korporasi, NGO, media, dan masyarakat umum untuk mencari solusi yang berkaitan dengan manajemen air yang berkelanjutan. Pada prinsipnya, WWF bertujuan untuk mewujudkan pencapaian agenda Sustainable Development Goals (SDGs) dan menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua pada tahun 2030.
Forum air dunia ini pertama kali diadakan pada tahun 1997 di Marrakesh, Maroko. WWF diselenggarakan setiap tiga tahun sekali dan pada pertemuan ke-10, Indonesia menjadi tuan rumah yang akan dilaksanakan pada Juni 2024 di Bali.
Baca juga: RI bakal usung isu pengelolaan air di WWF 2024, atasi krisis pangan
Baca juga: Kemenkop harap WWF Indonesia perkuat ekosistem ekonomi hijau UMKM
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: