Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengharapkan penurunan inflasi Amerika Serikat (AS) yang menjadi 8,5 persen secara tahunan pada Juli 2022 dapat berlanjut.

“Kita harap itu akan berlanjut sehingga itu juga akan membuat ekonomi Amerika recover dan juga seluruh dunia tidak akan terpengaruh,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Forum Kedutaan Besar AS bertajuk "Perempuan dalam Fintek" di Jakarta, Kamis.

Dalam kesempatan yang sama Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y Kim menyebutkan bahwa inflasi di AS sudah terkendali.

Amerika Serikat juga akan bekerja sama dengan negara-negara mitra di seluruh dunia untuk menangani masalah seperti ketahanan pangan, krisis energi, rantai pasok global, dan permasalahan serius lain yang disebabkan pandemi COVID-19 serta perang di Ukraina.

Karena itu ia yakin perekonomian AS akan tetap baik ke depan sebagaimana pada 2021 ekonomi AS tumbuh 5,7 persen pada 2021.

Baca juga: Survei Fed New York tunjukkan ekspektasi inflasi menurun pada Juli

“Saya sangat yakin dan optimis dengan ekonomi AS dan bagaimana kami bisa bekerja sama dengan mitra-mitra internasional untuk menghadapi permasalahan global,” ujarnya.

Adapun AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia dengan 10,04 persen produk nonmigas Indonesia atau senilai 2,4 miliar dolar AS diekspor ke AS pada Juni 2022.

Inflasi di AS pun dapat mempengaruhi daya beli masyarakat di sana dan ekspor Indonesia ke AS.

“Indonesia merupakan mitra yang sangat baik sekali bagi Amerika Serikat dalam framework Amerika-Pasifik. Melalui berbagai inisiatif, salah satunya Forum Perempuan dalam Fintek ini, kita akan bisa bekerja sama dengan negara-negara mitra untuk mengatasi masalah-masalah seperti rantai pasok, krisis energi, dan perpajakan,” kata Dubes Kim.

Baca juga: Sri Mulyani: Inflasi AS tinggi tanda pelemahan ekonomi pasti terjadi