Jakarta (ANTARA) - Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan kewirausahaan dan inovasi harus dikombinasikan atau dikolaborasikan untuk mewujudkan Indonesia maju sehingga Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

“Entrepreneurship (kewirausahaan) dan inovasi saling berkelindan tidak bisa dipisahkan,” kata Sekretaris Dewan Pengarah BRIN Sudhamek Agong Waspodo Soenjoto dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-27 dengan tema Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong, Kabupaten Bogor, di Jawa Barat, Rabu.

Hakteknas ke-27 mengusung tema Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi. BRIN mendorong optimasi produktivitas pangan dan transisi energi berkelanjutan.

Sudhamek mengatakan BRIN berperan sebagai katalis riset dan inovasi sehingga hasil riset dan inovasi bisa dihilirisasikan dan dikomersialisasikan untuk mendongkrak kemajuan Indonesia.

Ia mengatakan peranan riset dan inovasi juga penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Sementara anggota Dewan Pengarah BRIN Marsudi Wahyu Kisoro mengatakan seorang inovator harus mempunyai jiwa kewirausahaan, yakni berani mengambil risiko, dan risiko tersebut tentunya sudah diperhitungkan, dan mempunyai ide-ide baru.

Ia juga menekankan jalan untuk keluar dari jebakan berpendapatan menengah adalah dengan kemajuan riset dan inovasi, dan itu sudah dibuktikan oleh Korea Selatan dan China.

“Kalau kita punya semangat kewirausahaan, berani mengambil risiko yang “calculated”, yang kita perhitungkan di situlah kita akan berhasil,” demikian Marsudi Wahyu Kiswowo.

Baca juga: BRIN perkuat ekosistem riset untuk tingkatkan daya saing pelaku usaha

Baca juga: BRIN percepat komersialisasi hasil riset dan inovasi

Baca juga: BRIN dorong partisipasi aktif badan usaha dalam riset dan inovasi


Baca juga: AII tawarkan BRIN kerja sama komersialisasi invensi dan inovasi