Rakornas BPOM susun strategi tangkal hoaks produk obat dan makanan
9 Agustus 2022 23:26 WIB
Tangkapan layar Kepala BPOM RI Penny K Lukito saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) KIE BPOM 2022, Selasa (9/8/2022). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyusun strategi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam penyediaan kanal informasi seputar produk obat dan makanan di tengah era disrupsi digital.
"Era disrupsi digital mengubah perilaku masyarakat dalam mencari informasi dan memperoleh produk obat dan makanan yang kini banyak mengandalkan media elektronik, khususnya internet, termasuk media sosial," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KIE BPOM 2022 di Jakarta, Selasa.
Penny mengatakan tantangan di era disrupsi digital menuntut adanya inovasi KIE yang lebih adaptif dan efektif sesuai dengan perkembangan teknologi serta perubahan sosial, politik, ekonomi dan budaya terkini.
Menurut Penny, menjamurnya berbagai kanal informasi yang belum diimbangi dengan jaminan kebenaran dari informasi yang disampaikan berpotensi membuat masyarakat terpapar informasi bohong atau hoaks.
Baca juga: BPOM pasok jamu dan kosmetik tematik menuju kawasan wisata
Untuk menjawab tantangan tersebut, BPOM sebagai otoritas regulatori obat dan makanan di Indonesia telah menyusun strategi KIE obat dan makanan serta modul KIE sebagai pedoman bagi Unit Pelaksana Teknis BPOM yang tersebar di seluruh Indonesia dalam menyediakan dan menyebarkan informasi obat dan makanan yang kredibel bagi masyarakat.
“Rakornas ini diselenggarakan untuk menyinergikan langkah BPOM dengan berbagai pihak dalam melaksanakan KIE secara terpadu kepada masyarakat,” ujarnya.
Dalam Rakornas tersebut BPOM memperkenalkan identitas KIE obat dan makanan, yaitu “KataBPOM” dengan tagline “Bukan Kata Orang, Pastikan KataBPOM”.
Identitas tersebut diharapkan dapat semakin memudahkan masyarakat untuk mengenali informasi yang dikeluarkan oleh BPOM sebagai sumber informasi obat dan makanan yang akurat dan terpercaya.
Baca juga: BPOM: Produksi obat berbahan alam potensi besar untuk dikembangkan
Penny berharap KIE dapat memberdayakan masyarakat menjadi konsumen cerdas, sekaligus sebagai agen pengawasan obat dan makanan bagi komunitasnya melalui keterlibatan dari berbagai pihak yang terkait.
“Strategi KIE obat dan makanan tidak akan berjalan efektif tanpa koordinasi dan kolaborasi yang solid antarunit di lingkungan BPOM, serta antara BPOM dengan stakeholders,” katanya.
Rakornas tersebut turut dihadiri sejumlah narasumber di antaranya Plt Sekretaris Utama BPOM Elin Herlina, serta ahli di bidang komunikasi di antaranya Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Wiryanta, Chief Community Officer Femina Media Petty S Fatimah, serta Duta Kosmetik Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: BPOM terbitkan EUA vaksin Pfizer untuk booster anak usia 16-18 tahun
"Era disrupsi digital mengubah perilaku masyarakat dalam mencari informasi dan memperoleh produk obat dan makanan yang kini banyak mengandalkan media elektronik, khususnya internet, termasuk media sosial," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KIE BPOM 2022 di Jakarta, Selasa.
Penny mengatakan tantangan di era disrupsi digital menuntut adanya inovasi KIE yang lebih adaptif dan efektif sesuai dengan perkembangan teknologi serta perubahan sosial, politik, ekonomi dan budaya terkini.
Menurut Penny, menjamurnya berbagai kanal informasi yang belum diimbangi dengan jaminan kebenaran dari informasi yang disampaikan berpotensi membuat masyarakat terpapar informasi bohong atau hoaks.
Baca juga: BPOM pasok jamu dan kosmetik tematik menuju kawasan wisata
Untuk menjawab tantangan tersebut, BPOM sebagai otoritas regulatori obat dan makanan di Indonesia telah menyusun strategi KIE obat dan makanan serta modul KIE sebagai pedoman bagi Unit Pelaksana Teknis BPOM yang tersebar di seluruh Indonesia dalam menyediakan dan menyebarkan informasi obat dan makanan yang kredibel bagi masyarakat.
“Rakornas ini diselenggarakan untuk menyinergikan langkah BPOM dengan berbagai pihak dalam melaksanakan KIE secara terpadu kepada masyarakat,” ujarnya.
Dalam Rakornas tersebut BPOM memperkenalkan identitas KIE obat dan makanan, yaitu “KataBPOM” dengan tagline “Bukan Kata Orang, Pastikan KataBPOM”.
Identitas tersebut diharapkan dapat semakin memudahkan masyarakat untuk mengenali informasi yang dikeluarkan oleh BPOM sebagai sumber informasi obat dan makanan yang akurat dan terpercaya.
Baca juga: BPOM: Produksi obat berbahan alam potensi besar untuk dikembangkan
Penny berharap KIE dapat memberdayakan masyarakat menjadi konsumen cerdas, sekaligus sebagai agen pengawasan obat dan makanan bagi komunitasnya melalui keterlibatan dari berbagai pihak yang terkait.
“Strategi KIE obat dan makanan tidak akan berjalan efektif tanpa koordinasi dan kolaborasi yang solid antarunit di lingkungan BPOM, serta antara BPOM dengan stakeholders,” katanya.
Rakornas tersebut turut dihadiri sejumlah narasumber di antaranya Plt Sekretaris Utama BPOM Elin Herlina, serta ahli di bidang komunikasi di antaranya Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Wiryanta, Chief Community Officer Femina Media Petty S Fatimah, serta Duta Kosmetik Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: BPOM terbitkan EUA vaksin Pfizer untuk booster anak usia 16-18 tahun
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: