Jakarta (ANTARA) - Perhelatan musik melayu Jakarta Melayu Festival (JMF) 2022 bergema di pantai Ancol Beach City menyambut HUT ke-77 RI dengan mengusung tema Teurimong Geunaseh atau terima kasih dalam bahasa Aceh yang ditujukan kepada garda terdepan di masa pandemi COVID-19.

Produser JMF 2022 Geisz Chalifah mengatakan timnya mempersiapkan tampilan musik melayu yang lebih modern di panggung musik luar ruangan berkapasitas 20.000 penonton.

"Musik melayu dikolaborasikan dengan Jazz dan seni. Terkait kapasitas lokasi 20.000, tapi kurang lebih yang akan hadir, kurang lebih sekitar 5.000-an," kata Geisz kepada wartawan di Jakarta Utara, Selasa.

Adapun pengisi acara yang terlibat adalah para pekerja kreatif yang bergabung di JMF sejak perdana digelar pada 2012.

"Anggota JMF sekitar 40-an orang pekerja kreatif akan turut menyukseskan acara ini," kata Geisz.

Di antaranya yang akan tampil Olvah Alhamid (Papua) sebagai pembawa acara, kemudian penyanyi Sulis Zehra, Shena Malsiana, Nong Niken, Kiki Ameera, dan lain-lain, dengan iringan musik dari Anwar Fauzi Orkestra.

"Tingkat kemewahan tata audio dan pencahayaan kami buat sama seperti konser-konser kelas atas lainnya. Kami melakukan apapun enggak setengah-setengah," kata Geisz.

Geisz menambahkan acara diisi dengan pemberian penghargaan kepada mereka yang sudah berjasa dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Beberapa perwakilan yang akan diberikan penghargaan oleh tim Jakarta Melayu Festival di antaranya Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Raya, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DKI Jakarta, Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia DKI Jakarta, Sopir ambulans gawat darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, petugas pemulasaraan jenazah, dan petugas pemakaman.

"Ini adalah bentuk penghargaan yang bukan atas dasar prestasi individual. Jadi kami memberikannya kepada Ikatan Dokter Indonesia, kepada asosiasi perawat, kepada ahli epidemiologi, terhadap penggali makam, kepada sopir ambulans, itu perwakilan-perwakilannya akan menerima secara simbolis dalam acara nanti," kata Geisz.

Tidak hanya itu, kata Geisz, nantinya di acaranya juga ada penghargaan kepada anggota Kepolisian Republik Indonesia maupun prajurit TNI karena ikut berjuang di garda terdepan.

Terakhir, Geisz juga memastikan bahwa festival melayu Jakarta akan turut menghadirkan 15 stan Usaha Mikro Kecil Menengah di sekitar lokasi pantai Ancol Beach City.

Sehingga para pengunjung dapat menikmati makanan-makanan tradisional melayu sambil menikmati keindahan pantai Ancol yang ada di stan yang dapat disewa pedagang dengan Rp300 ribu saja.

Geisz mengakui alokasi anggaran untuk pengadaan acara ini cukup besar, namun tidak ada sepeserpun dari Anggaran Penerimaan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta.

Meski demikian, Geisz enggan mengungkap sumber dana pelaksanaan acara tersebut maupun nominalnya.

Dia mengatakan para penggerak JMF di antaranya Anies Baswedan, Ferry Mursyidan Baldan, Faisal Motik, Bursah Zarnubi, H Alkatiri, dan Sem Haesy hanya ingin orang melihat budaya Melayu seperti apa yang mereka lihat.

Menurut salah seorang penggerak JMF Sem Haesy, Melayu dilihat sebagai budaya yang tiang penyangganya adalah adab.

Karena itu nanti tidak akan ada tarian melayu yang tangannya mengayun melebihi ketiak, tidak ada persentuhan laki-laki dan perempuan, dan harus sopan.

Selama sembilan kali penyelenggaraan JMF, kata Sem, adalah gerakan nonpemerintah yang diangkat dari kegiatannya yang menjunjung keadilan dan basisnya menyatukan negeri.

Geisz memastikan pada penyelenggaraan JMF ke-10 pada 17 Agustus mulai pukul 19.00 WIB mendatang akan tetap menjaga semangat tersebut.
Baca juga: Istri Panglima TNI terima kado dari murid Sekolah Kartini Ancol
Baca juga: Ancol kolaborasi dengan New Pallapa hadirkan konser dangdut di pantai
Baca juga: ASN bacakan teks proklamasi di jembatan Si Manis Ancol sambut HUT RI