MenkopUKM target wirausaha muda 3,95 persen pada 2024
9 Agustus 2022 19:47 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (tiga kiri) memberi kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Warmadewa di Denpasar, Bali, Selasa (9/8/2022). ANTARA/Genta Tenri Mawangi
Denpasar (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menargetkan persentase pelaku wirausaha muda bertambah dari 3,18 persen menjadi 3,95 persen pada 2024 karena itu bakal menjadi dasar bagi Indonesia bersiap menjadi negara maju.
Demi mewujudkan itu, Teten menyampaikan perlu ada perubahan pola pikir terutama dalam mencetak wirausaha muda yang harus melibatkan perguruan tinggi dan pihak swasta.
“Ini perlu pendekatan baru. Tidak bisa dengan pendekatan birokrasi. Untuk menyiapkan para entrepreneur (pelaku wirausaha) baru ini kami harus bekerja sama dengan inkubator kampus dan inkubator swasta,” kata Teten selepas memberi kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Warmadewa di Denpasar, Bali, Selasa.
Inkubator merupakan platform yang mewadahi dan mendukung pelaku usaha rintisan (startup) dan para pengusaha baru untuk mengembangkan model bisnis, serta menghubungkan mereka kepada para pemodal. Teten menyebut saat ini kampus-kampus besar telah memiliki inkubator bisnisnya sendiri sehingga Kementerian Koperasi dan UKM berupaya mendukung universitas-universitas lain untuk ikut membentuk inkubator bisnis.
MenkopUKM lanjut menyampaikan untuk mewujudkan target itu harus ada kurang lebih satu juta pelaku wirausaha muda dalam waktu 2 tahun.
“(Angka) minimal untuk negara maju itu (memiliki wirausaha) empat persen. Rata-rata negara maju sekarang itu antara 10 sampai dengan 12 persen. Kita masih tertinggal dari Singapura yang saat ini sudah 8,6 persen, sementara Thailand dan Malaysia sudah di atas 4,5 persen,” kata Teten.
Oleh karena itu, ia berharap penandatangan nota kesepahaman kerja sama (MoU) antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Universitas Warmadewa di Denpasar, Selasa, dapat menjadi pijakan bagi kampus untuk mengarahkan para mahasiswa agar berwirausaha daripada menjadi karyawan perusahaan swasta atau pegawai pemerintahan.
“Kita memang harus mengubah mindset (pola pikir) perguruan tinggi, tidak boleh lagi menyiapkan para sarjana jadi pegawai. Kita ubah bagaimana mahasiswa bukan pencari kerja, tetapi pencipta lapangan kerja,” kata MenkopUKM saat menyampaikan kuliah umumnya di hadapan petinggi Universitas Warmadewa dan mahasiswa.
Teten dalam kunjungannya ke kampus itu juga menyampaikan Bali merupakan daerah yang menjadi perhatian KemenkopUKM untuk mencetak satu juta wirausaha muda pada 2024.
“Kami pilih Bali sebagai salah satu prioritas, karena Bali punya DNA entrepreneur. Banyak entrepreneur-entrepreneur sukses di sini, dan Bali juga menjadi window, jendela untuk masuk pasar global. Paling tidak, kita bisa memperkenalkan produk-produk UMKM dari seluruh Indonesia lewat Bali,” kata Teten Masduki.
Baca juga: Teten: Bali sangat rentan hadapi krisis jika hanya andalkan pariwisata
Baca juga: Menkop: 19,5 juta pelaku UMKM "onboarding" ekosistem digital
Demi mewujudkan itu, Teten menyampaikan perlu ada perubahan pola pikir terutama dalam mencetak wirausaha muda yang harus melibatkan perguruan tinggi dan pihak swasta.
“Ini perlu pendekatan baru. Tidak bisa dengan pendekatan birokrasi. Untuk menyiapkan para entrepreneur (pelaku wirausaha) baru ini kami harus bekerja sama dengan inkubator kampus dan inkubator swasta,” kata Teten selepas memberi kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Warmadewa di Denpasar, Bali, Selasa.
Inkubator merupakan platform yang mewadahi dan mendukung pelaku usaha rintisan (startup) dan para pengusaha baru untuk mengembangkan model bisnis, serta menghubungkan mereka kepada para pemodal. Teten menyebut saat ini kampus-kampus besar telah memiliki inkubator bisnisnya sendiri sehingga Kementerian Koperasi dan UKM berupaya mendukung universitas-universitas lain untuk ikut membentuk inkubator bisnis.
MenkopUKM lanjut menyampaikan untuk mewujudkan target itu harus ada kurang lebih satu juta pelaku wirausaha muda dalam waktu 2 tahun.
“(Angka) minimal untuk negara maju itu (memiliki wirausaha) empat persen. Rata-rata negara maju sekarang itu antara 10 sampai dengan 12 persen. Kita masih tertinggal dari Singapura yang saat ini sudah 8,6 persen, sementara Thailand dan Malaysia sudah di atas 4,5 persen,” kata Teten.
Oleh karena itu, ia berharap penandatangan nota kesepahaman kerja sama (MoU) antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Universitas Warmadewa di Denpasar, Selasa, dapat menjadi pijakan bagi kampus untuk mengarahkan para mahasiswa agar berwirausaha daripada menjadi karyawan perusahaan swasta atau pegawai pemerintahan.
“Kita memang harus mengubah mindset (pola pikir) perguruan tinggi, tidak boleh lagi menyiapkan para sarjana jadi pegawai. Kita ubah bagaimana mahasiswa bukan pencari kerja, tetapi pencipta lapangan kerja,” kata MenkopUKM saat menyampaikan kuliah umumnya di hadapan petinggi Universitas Warmadewa dan mahasiswa.
Teten dalam kunjungannya ke kampus itu juga menyampaikan Bali merupakan daerah yang menjadi perhatian KemenkopUKM untuk mencetak satu juta wirausaha muda pada 2024.
“Kami pilih Bali sebagai salah satu prioritas, karena Bali punya DNA entrepreneur. Banyak entrepreneur-entrepreneur sukses di sini, dan Bali juga menjadi window, jendela untuk masuk pasar global. Paling tidak, kita bisa memperkenalkan produk-produk UMKM dari seluruh Indonesia lewat Bali,” kata Teten Masduki.
Baca juga: Teten: Bali sangat rentan hadapi krisis jika hanya andalkan pariwisata
Baca juga: Menkop: 19,5 juta pelaku UMKM "onboarding" ekosistem digital
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: