Manulife: Sektor teknologi dan komoditas potensial di semester II 2022
9 Agustus 2022 18:46 WIB
Tangkapan layar Senior Portfolio Manager PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma dalam Media Gathering daring, Selasa (9/8/2022). (ANTARA/Sanya Dinda)
Jakarta (ANTARA) - Senior Portfolio Manager PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma mengatakan sektor teknologi dan komoditas menjadi sektor yang potensial untuk investasi di semester II 2022.
"Setelah terkoreksi, sentimen investor global terhadap sektor teknologi kembali stabil. Kenaikan suku bunga acuan bank sentral di beberapa negara yang membuat harga uang tidak semurah dahulu akan sangat bagus untuk sektor teknologi dengan market share yang sudah besar," kata Samuel dalam Media Gathering yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Saat ini hampir semua investor tidak hanya menuntut perusahaan teknologi untuk mengumpulkan pelanggan dan memperbesar pangsa pasar, tapi juga menuntut mereka mendapatkan keuntungan. Perusahaan-perusahaan teknologi di dunia pun mulai mengurangi biaya promosi dan mengenakan biaya transaksi pada pengguna demi meningkatkan keuntungan.
"Sekarang tugas investor menyaring dan mengevaluasi mana perusahaan teknologi yang bisa bertahan dan mana yang secara model bisnis bisa mencapai profit sehingga bisa tumbuh secara organik tidak perlu investasi dari investor," terangnya. Selanjutnya, sektor komoditas juga bisa menguntungkan investor karena potensi peningkatan harga komoditas energi.
Meskipun saat ini harga komoditas mulai menurun, keberlanjutan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, pemulihan ekonomi China setelah COVID-19 terkendali, dan peningkatan permintaan energi di Amerika Serikat dan Eropa di tengah musim dingin dapat meningkatkan harga komoditas. "Jadi dinamika permintaan ini yang akan kita monitor dan akan menentukan emiten komoditas sumber daya alam mana yang akan kita perhatikan," katanya.
Baca juga: Ekonom Manulife perkirakan IHSG capai 7600 di akhir 2022
Baca juga: Manulife: Konflik geopolitik masih perlu diantisipasi pelaku pasar
"Setelah terkoreksi, sentimen investor global terhadap sektor teknologi kembali stabil. Kenaikan suku bunga acuan bank sentral di beberapa negara yang membuat harga uang tidak semurah dahulu akan sangat bagus untuk sektor teknologi dengan market share yang sudah besar," kata Samuel dalam Media Gathering yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Saat ini hampir semua investor tidak hanya menuntut perusahaan teknologi untuk mengumpulkan pelanggan dan memperbesar pangsa pasar, tapi juga menuntut mereka mendapatkan keuntungan. Perusahaan-perusahaan teknologi di dunia pun mulai mengurangi biaya promosi dan mengenakan biaya transaksi pada pengguna demi meningkatkan keuntungan.
"Sekarang tugas investor menyaring dan mengevaluasi mana perusahaan teknologi yang bisa bertahan dan mana yang secara model bisnis bisa mencapai profit sehingga bisa tumbuh secara organik tidak perlu investasi dari investor," terangnya. Selanjutnya, sektor komoditas juga bisa menguntungkan investor karena potensi peningkatan harga komoditas energi.
Meskipun saat ini harga komoditas mulai menurun, keberlanjutan konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, pemulihan ekonomi China setelah COVID-19 terkendali, dan peningkatan permintaan energi di Amerika Serikat dan Eropa di tengah musim dingin dapat meningkatkan harga komoditas. "Jadi dinamika permintaan ini yang akan kita monitor dan akan menentukan emiten komoditas sumber daya alam mana yang akan kita perhatikan," katanya.
Baca juga: Ekonom Manulife perkirakan IHSG capai 7600 di akhir 2022
Baca juga: Manulife: Konflik geopolitik masih perlu diantisipasi pelaku pasar
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: