Washington (ANTARA) - Ekspektasi warga Amerika untuk inflasi nanti menurun pada Juli, menurut Survei Ekspektasi Konsumen yang dirilis Senin (8/8/2022) oleh Federal Reserve (Fed) New York.

Median ekspektasi inflasi satu tahun ke depan turun dari 6,8 persen pada Juni menjadi 6,2 persen, sementara median ekspektasi inflasi tiga tahun ke depan turun dari 3,6 persen pada Juni menjadi 3,2 persen, kata survei tersebut.

Median ekspektasi inflasi lima tahun ke depan juga turun 0,5 poin persentase menjadi 2,3 persen pada Juli. Meskipun penurunan bulanan, ekspektasi inflasi masih sangat tinggi menurut standar historis.

Ekspektasi tentang kenaikan harga-harga tahun depan untuk gas dan makanan turun tajam, sementara ekspektasi pertumbuhan harga rumah dan ekspektasi pertumbuhan belanja tahun depan terus mundur dari tertinggi baru-baru ini, survei menunjukkan.

Pada akhir Juli, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, melonjak 6,8 persen pada Juni dari setahun lalu, naik dari 6,3 persen pertumbuhan tahun-ke-tahun pada Mei.

Baca juga: Amerika Serikat dihantam resesi teknis, tapi banyak sektor tetap sehat

Pengukur PCE, yang memperhitungkan bagaimana konsumen mengubah perilaku mereka sehubungan dengan harga-harga yang lebih tinggi, adalah pengingat nyata lainnya bahwa inflasi terus-menerus tinggi.

Para ekonom percaya bahwa laporan pekerjaan Juli yang kuat, yang dirilis Jumat (5/8/2022), akan memberi Federal Reserve kepercayaan yang dibutuhkan untuk mendorong maju secara agresif dengan perjuangannya melawan inflasi.

"Setidaknya kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) 20-21 September tampaknya mungkin terjadi pada saat ini," Sarah House dan Michael Pugliese, ekonom di Wells Fargo Securities, menulis dalam sebuah analisis.

Kenaikan 75 basis poin lainnya "bisa terjadi" jika inflasi selama dua laporan indeks harga konsumen berikutnya tidak menunjukkan tanda-tanda tren lebih rendah, tambah mereka.

Inflasi konsumen AS tetap di atas 8,0 persen sejak Maret tahun ini, dan melonjak 9,1 persen dari tahun lalu pada Juni, mencapai level tertinggi baru empat dekade, Departemen Tenaga Kerja melaporkan sebelumnya. Indeks harga konsumen untuk Juli dijadwalkan akan dirilis pada Rabu (10/8/2022).

Baca juga: Sri Mulyani: Inflasi AS tinggi tanda pelemahan ekonomi pasti terjadi