Jakarta (ANTARA) - Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate sebanyak dua sampai tiga kali di Semester II 2022 dimulai pada kuartal III 2022.

“Kami perkirakan suku bunga BI akan berkisar 4,00 sampai 4,25 persen sampai akhir tahun ini dengan kenaikan dimulai pada kuartal III tahun ini,” kata Katarina dalam temu media secara daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Bank Indonesia dipandang tidak perlu tergesa-gesa dalam menaikkan suku bunga acuan karena nilai tukar rupiah tidak terdepresiasi sedalam mata uang negara lain dan inflasi inti Indonesia yang mencapai 2,86 persen pada Juli 2022 masih di kisaran perkiraan pemerintah 2 sampai 4 persen.

“Kita melihat Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga mulai kuartal III 2022 secara bertahap untuk menjaga daya tarik aset finansial Indonesia, tapi tidak perlu terlalu agresif seperti The Fed,” katanya.

Meskipun nantinya tingkat inflasi mereda karena penurunan harga komoditas, BI diperkirakan akan tetap menaikkan suku bunga untuk menjaga jarak suku bunganya dengan suku bunga The Fed dan bank sentral negara lain.

Adapun saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia berada pada level 3,50 persen, sementara suku bunga bank sentral AS The Fed sebesar 2,50 persen.

Hanya saja, peningkatan suku bunga BI tidak akan dilakukan secara agresif mengingat inflasi terkendali dan pemulihan perekonomian nasional masih terjaga dan tumbuh 5,44 persen year on year pada kuartal II 2022.

“Jadi karena pertumbuhan ekonomi sudah sangat baik, Bank Indonesia mau sangat berhati-hati dalam menaikkan suku bunga. Kita lihat ada inisiatif lain untuk jaga peredaran uang melalui peningkatan GWM (Giro Wajib Minimum) dan operasi pasar terbuka,” imbuhnya.

Baca juga: Mirae prediksi BI naikkan suku bunga acuan 2X pada sisa tahun 2022

Baca juga: Menko Airlangga ingin BI tidak tergesa naikan suku bunga