KSP apresiasi pengembangan kratom sebagai komoditas ekspor
8 Agustus 2022 18:41 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memimpin pertemuan dengan asosiasi kratom, asosiasi dagang dan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (8/8/2022), untuk mengembangkan kratom sebagai komoditas ekspor.
Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden mengapresiasi kerja sama pengembangan kratom sebagai tanaman herbal komoditas ekspor, yang diinisiasi American-Indonesian Chamber of Commerce, American Kratom Association (AKA) dan Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (KOPRABUH).
Kratom merupakan tanaman tropis yang banyak ditemui di wilayah Malaysia, Thailand dan Indonesia serta dapat dijadikan sebagai pengobatan herbal.
“Kratom bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi. Menjadikan kratom sebagai komoditas ekspor sangat dimungkinkan untuk dilakukan, karena dalam Permendag No. 18 tahun 2021, kratom tidak termasuk barang yang dilarang ekspor,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menerima asosiasi dagang dan pejabat tinggi AS di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin.
Di Indonesia, kratom dibudidayakan masyarakat Kalimantan Barat sejak 2010. Saat ini, luas lahan kratom di Kalimantan Barat adalah seluas 11.384 Ha dan tersebar di 23 kecamatan dan 282 desa.
Dia mengatakan kratom merupakan salah satu komoditas ekspor yang cukup besar dan berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomi bagi negara, di mana hingga Juli 2021, jumlah ekspor kratom ke Amerika Serikat mencapai 400 ton.
Namun persoalannya Indonesia masih belum memiliki regulasi tentang tata niaga dan tata kelola kratom. Selain itu masih ada perbedaan pendapat tentang kratom, lantaran Badan Narkotika Nasional (BNN) masih mengkategorikan kratom sebagai zat adiktif.
“Perlu ada joint research antara institusi pendidikan Amerika Serikat dan Indonesia. Pasalnya AS, khususnya Universitas John Hopkins, sudah lama melakukan riset tentang kratom. Sedangkan Indonesia punya barangnya. Harapannya, kolaborasi riset ini akan bermanfaat bagi dunia,” kata Moeldoko.
Senator Curt Bramble dari negara bagian Utah, yang hadir dalam pertemuan menyatakan bahwa kratom telah menjadi salah satu komoditas penting di Amerika Serikat, sebagai salah satu obat yang mampu mengurangi rasa sakit dan mengurangi gangguan kecemasan, pengganti opium yang sangat adiktif.
“Kratom adalah produk alami yang aman, namun tantangannya adalah kratom sering sekali terkontaminasi oleh bakteri E. Coli, Salmonella dan logam berat. Jadi saya harap dari pertemuan ini, kita akan mendapatkan pemahaman yang sama tentang kratom. Lebih lanjut saya berharap akan ada regulasi untuk menjamin keamanan kratom yang akan diekspor ke Amerika Serikat,” kata Bramble.
Kratom merupakan tanaman tropis yang banyak ditemui di wilayah Malaysia, Thailand dan Indonesia serta dapat dijadikan sebagai pengobatan herbal.
“Kratom bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi. Menjadikan kratom sebagai komoditas ekspor sangat dimungkinkan untuk dilakukan, karena dalam Permendag No. 18 tahun 2021, kratom tidak termasuk barang yang dilarang ekspor,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menerima asosiasi dagang dan pejabat tinggi AS di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin.
Di Indonesia, kratom dibudidayakan masyarakat Kalimantan Barat sejak 2010. Saat ini, luas lahan kratom di Kalimantan Barat adalah seluas 11.384 Ha dan tersebar di 23 kecamatan dan 282 desa.
Dia mengatakan kratom merupakan salah satu komoditas ekspor yang cukup besar dan berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomi bagi negara, di mana hingga Juli 2021, jumlah ekspor kratom ke Amerika Serikat mencapai 400 ton.
Namun persoalannya Indonesia masih belum memiliki regulasi tentang tata niaga dan tata kelola kratom. Selain itu masih ada perbedaan pendapat tentang kratom, lantaran Badan Narkotika Nasional (BNN) masih mengkategorikan kratom sebagai zat adiktif.
“Perlu ada joint research antara institusi pendidikan Amerika Serikat dan Indonesia. Pasalnya AS, khususnya Universitas John Hopkins, sudah lama melakukan riset tentang kratom. Sedangkan Indonesia punya barangnya. Harapannya, kolaborasi riset ini akan bermanfaat bagi dunia,” kata Moeldoko.
Senator Curt Bramble dari negara bagian Utah, yang hadir dalam pertemuan menyatakan bahwa kratom telah menjadi salah satu komoditas penting di Amerika Serikat, sebagai salah satu obat yang mampu mengurangi rasa sakit dan mengurangi gangguan kecemasan, pengganti opium yang sangat adiktif.
“Kratom adalah produk alami yang aman, namun tantangannya adalah kratom sering sekali terkontaminasi oleh bakteri E. Coli, Salmonella dan logam berat. Jadi saya harap dari pertemuan ini, kita akan mendapatkan pemahaman yang sama tentang kratom. Lebih lanjut saya berharap akan ada regulasi untuk menjamin keamanan kratom yang akan diekspor ke Amerika Serikat,” kata Bramble.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022
Tags: