Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI menegaskan pelibatan Komnas Perempuan dalam penyelidikan kasus kematian Brigadir J untuk melihat ada atau tidaknya pelanggaran HAM.

"Pelibatan Komnas Perempuan dalam proses penanganan kasus Brigadir J ini adalah kebutuhan Komnas HAM," kata Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam di Jakarta, Senin.

Tujuannya, kata dia, untuk membuat terangnya atau semakin jelasnya kasus kematian Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Polisi Ferdy Sambo pada Jumat sore (8/7).

Baca juga: Komnas Perempuan: Kasus kekerasan seksual harus perhatikan HAM

Dalam kasus tersebut terdapat dua pengaduan yang masuk ke polisi. Pertama, laporan soal pembunuhan dan yang kedua laporan dugaan pelecehan seksual dengan pelapor istri Irjen Polisi Ferdy Sambo, yakni PC.

Anam mengatakan jika kasus dugaan kekerasan seksual yang dilaporkan oleh PC menemukan titik terang, maka barulah Komnas HAM bisa mengambil suatu kesimpulan.

"Jadi kami tegaskan tidak ada mendorong ini atau mendorong itu, yang kami lakukan adalah untuk terangnya peristiwa," ujarnya.

Baca juga: Komnas Perempuan dilibatkan usut dugaan kekerasan seksual PC
Baca juga: Komnas HAM: Pemeriksaan Irjen Ferdy Sambo dan istri akan terpisah


Di satu sisi, meskipun kepolisian sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus kematian Brigadir J, Komnas HAM menegaskan menghargai proses hukum tersebut karena lembaga HAM itu sejak awal mengatakan akan bekerja sesuai skema HAM.

Pada kesempatan itu, ia mengatakan Komnas HAM sedang mengumpulkan berbagai data dan keterangan dari Rumah Sakit Kramat Jati, khususnya soal administrasi luka yang terdapat pada tubuh Brigadir J.

"Sore ini ada tim yang berproses di Rumah Sakit Kramat Jati, khususnya terkait pendalaman dan kelengkapan administrasi," kata dia.