Denpasar (ANTARA) - Anggota MPR RI Made Mangku Pastika mengajak generasi muda Bali untuk turut aktif dalam menentukan calon pemimpin yang akan menjadi kepala daerah maupun anggota legislatif pada Pemilu 2024.

"Generasi muda sangat menentukan, jadi ini tergantung pada kalian. Kalau tidak mau berperan, jangan ngomel ketika yang terpilih tidak sesuai dengan harapan," kata Pastika di Kampus Universitas Warmadewa di Denpasar, Senin.

Pastika menyampaikan hal itu dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang bertajuk Peran Generasi Milenial sebagai Pengawal Tegaknya Empat Konsensus Bangsa.

Kegiatan sosialisasi yang diikuti puluhan mahasiswa dari Universitas Warmadewa (Unwar) dan Universitas Udayana (Unud) ini dengan pembicara Dr. I Dewa Gede Palguna, S.H., M.Hum. (akademikus Fakultas Hukum Unud) dan I Putu Hadi Pradnyana, S.I.P., M.H. (akademikus FISIP Unwar).

Menurut Pastika, seorang pemimpin negara maupun daerah sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjalankan empat tujuan negara, seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yakni yang pertama melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Selain itu, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

"Para pemimpin seharusnya bisa belajar, menghayati, dan melaksanakan tujuan negara tersebut karena para pendiri bangsa telah meninggalkan hal yang luar biasa," ucap Pastika yang juga anggota Komite 2 DPD itu.

Namun, kata Pastika, tidak jarang para pemimpin politik justru memiliki keterbatasan kemampuan maupun tidak mengerti politik pemerintahan dan kebijakan publik.

Akibatnya, tujuan negara sebagaimana yang termaktub dalam konstitusi negara tidak diterapkan secara konsisten.

Mantan Gubernur Bali ini mencontohkan tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga telah tertuang bahwa dalam APBN dan APBD harus mengalokasikan 20 persen anggaran untuk pendidikan.

"Ini harus dilaksanakan secara konsisten dan tepat," ucapnya.

Oleh karena itu, Pastika mengajak generasi muda bisa bertanggung jawab dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2024 sehingga pemimpin yang terpilih merupakan orang yang berkualitas dan mampu mewujudkan kebijakan publik sebagaimana amanat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Sementara itu, akademikus FISIP Unwar I Putu Hadi Pradnyana mengatakan bahwa suara generasi muda atau generasi milenial menjadi sangat menentukan dalam ajang perhelatan politik Pemilu dan Pilkada 2024.

"Sekitar 40—50 persen pemilih dalam Pemilu 2024 adalah generasi milenial. Bayangkan kalau kita generasi muda cuek, bagaimana nasib bangsa ini?" ujarnya.

Hadi mengajak generasi milenial yang memang telah terdidik dan mengerti politik agar turut aktif melakukan edukasi politik, menangkal hoaks, menegakkan Empat Pilar Kebangsaan serta mengawal tegaknya demokrasi yang substantif.

Akademikus Fakultas Hukum Universitas Udayana I Dewa Gede Palguna dalam kesempatan itu banyak mengulas bahwa Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tidak bisa diganggu gugat karena di dalamnya tercantum dasar negara dan tujuan negara Indonesia.

"Berbagai persoalan bangsa, persoalan persatuan dan kesatuan, akan bisa selesai jika ada kebijakan politik yang tepat dan tidak bertentangan dengan tujuan dan cita-cita negara," kata mantan hakim Mahkamah Konstitusi itu.

Baca juga: Erlinawati ajak kaum perempuan jadi agen empat pilar kebangsaan
Baca juga: Anggota MPR: Pemuda Bali waspadai politik identitas jelang Pemilu 2024

Anggota MPR RI Made Mangku Pastika bersama para narasumber, dosen, dan mahasiswa dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kampus Universitas Warmadewa di Denpasar, Senin (8-8-2022). ANTARA/Ni Luh Rhismawati