Barito Timur adakan festival berburu ikan untuk lestarikan budaya
8 Agustus 2022 17:09 WIB
Warga dari berbagai daerah berburu ikan dengan cara menombak menggunakan tombak tradisional saat mengikuti Festival Nariuk Adat II 2022 di Desa Pulau Patai, Kecamatan Dusun Timur, Ahad (7/8/2022). ANTARA/HO-Diskominfosantik Bartim
Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, menggelar Festival Nariuk Adat II 2022 atau lomba berburu ikan menggunakan tombak secara tradisional di Desa Pulau Patai, Kecamatan Dusun Timur untuk melestarikan budaya leluhur agar tidak punah.
"Festival Nariuk ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Barito Timur melalui Pemerintah Desa Pulau Patai sebagai upaya pelestarian budaya leluhur agar tidak punah," kata Wakil Bupati Barito Timur Habib Saleh di Tamiang Layang, Senin.
Menurutnya, Festival Nariuk juga bertujuan untuk menarik para wisatawan dari dalam maupun luar daerah agar berkunjung ke objek wisata yang ada. Wisatawan bisa menikmati keindahan alam dan merasakan langsung kearifan lokal serta budaya masyarakat di Desa Pulau Patai.
Melihat antusiasme masyarakat, Habib Saleh, meminta panitia mengimbau masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan selama Festival Nariuk berlangsung hingga selesai.
Baca juga: Barito Timur gelar festival berburu ikan di sungai
Baca juga: Berburu Monster di Berhala
Ketua Panitia Festival Nariuk II Desa Pulau Patai Hawinggo mengatakan pada zaman dulu nenek moyang penuh semangat dan bersama-sama mencari ikan di sungai dengan menggunakan alat tradisional tanpa dilombakan.
“Diperlombakan karena banyak anak muda sekarang ini sudah mulai lupa dan meninggalkan warisan nenek moyang kita ini,” kata Hawinggo.
Festival nariuk ini juga bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Barito Timur. Lomba berburu ikan menggunakan tombak itu tidak hanya diikuti warga Desa Pulau Patai saja, tapi juga warga dari desa lainnya.
“Kami berharap persatuan dan kesatuan masyarakat Paju Sepuluh dengan masyarakat di luar Paju Sepuluh kembali terjalin dengan erat dengan adanya Festival Nariuk ini,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Barito Timur Forty Rickyannau menjelaskan program instansinya dalam ekonomi kerakyatan yakni melestarikan budaya sekaligus menciptakan dan meningkatkan kemandirian ekonomi lokal.
“Salah satunya Festival Nariuk ini untuk melestarikan adat, budaya dan menciptakan kebersamaan dan kekerabatan sehingga tercipta kemandirian ekonomi masyarakat lokal,” demikian Forty.*
Baca juga: Ribuan benih ikan ditebar di Sungai Ogan Kabupaten OKU
Baca juga: UI dan warga tanam pohon dan tabur benih ikan di Hari Sungai Nasional
"Festival Nariuk ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Barito Timur melalui Pemerintah Desa Pulau Patai sebagai upaya pelestarian budaya leluhur agar tidak punah," kata Wakil Bupati Barito Timur Habib Saleh di Tamiang Layang, Senin.
Menurutnya, Festival Nariuk juga bertujuan untuk menarik para wisatawan dari dalam maupun luar daerah agar berkunjung ke objek wisata yang ada. Wisatawan bisa menikmati keindahan alam dan merasakan langsung kearifan lokal serta budaya masyarakat di Desa Pulau Patai.
Melihat antusiasme masyarakat, Habib Saleh, meminta panitia mengimbau masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan selama Festival Nariuk berlangsung hingga selesai.
Baca juga: Barito Timur gelar festival berburu ikan di sungai
Baca juga: Berburu Monster di Berhala
Ketua Panitia Festival Nariuk II Desa Pulau Patai Hawinggo mengatakan pada zaman dulu nenek moyang penuh semangat dan bersama-sama mencari ikan di sungai dengan menggunakan alat tradisional tanpa dilombakan.
“Diperlombakan karena banyak anak muda sekarang ini sudah mulai lupa dan meninggalkan warisan nenek moyang kita ini,” kata Hawinggo.
Festival nariuk ini juga bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Barito Timur. Lomba berburu ikan menggunakan tombak itu tidak hanya diikuti warga Desa Pulau Patai saja, tapi juga warga dari desa lainnya.
“Kami berharap persatuan dan kesatuan masyarakat Paju Sepuluh dengan masyarakat di luar Paju Sepuluh kembali terjalin dengan erat dengan adanya Festival Nariuk ini,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Barito Timur Forty Rickyannau menjelaskan program instansinya dalam ekonomi kerakyatan yakni melestarikan budaya sekaligus menciptakan dan meningkatkan kemandirian ekonomi lokal.
“Salah satunya Festival Nariuk ini untuk melestarikan adat, budaya dan menciptakan kebersamaan dan kekerabatan sehingga tercipta kemandirian ekonomi masyarakat lokal,” demikian Forty.*
Baca juga: Ribuan benih ikan ditebar di Sungai Ogan Kabupaten OKU
Baca juga: UI dan warga tanam pohon dan tabur benih ikan di Hari Sungai Nasional
Pewarta: Kasriadi/Habibullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: