BMKG: Sekolah lapang dukung terwujudnya pertanian-perikanan digital
8 Agustus 2022 15:49 WIB
Tangkapan layar - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Rakornas BMKG tahun 2022 daring di Jakarta, Senin (8/8/2022). (Antara/Devi Nindy)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan sekolah lapang yang dilaksanakan pihaknya mendukung terwujudnya pertanian dan perikanan digital.
"BMKG secara terus menerus melaksanakan sekolah lapang iklim dan sekolah lapang cuaca nelayan untuk mewujudkan dan mendukung pertanian serta perikanan digital atau pertanian dan perikanan modern," kata Dwikorita dalam sambutan di Rakornas BMKG tahun 2022 secara daring di Jakarta, Senin.
Dwikorita mengatakan dalam 10 tahun terakhir pelaksanaan sekolah lapang iklim telah menjangkau 451 lokasi di tingkat kabupaten di 33 provinsi, serta telah melatih 16.000 peserta.
Baca juga: Kepala BMKG: Perubahan iklim ancam ketahanan pangan Indonesia
Capaian tersebut sejalan dengan peningkatan pemahaman para penyuluh dan petani tentang informasi iklim untuk pertanian yang berdampak pada luaran hasil produktivitas lahan, dimana sekolah lapang iklim dioperasionalkan secara rata-rata berhasil meningkatkan sekitar 30 persen untuk komoditas pangan, seperti padi jagung dan hortikultura.
Sekolah lapang cuaca nelayan yang dilaksanakan mulai tahun 2016 hingga saat ini sudah memfasilitasi 10.118 peserta di 159 lokasi yang tersebar di 33 provinsi di Tanah Air.
"Pemahaman yang lebih baik terhadap informasi cuaca yang diintegrasikan dengan fishing ground akan membawa perubahan paradigma dari mencari ikan menjadi menangkap ikan. Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan mengurangi risiko kecelakaan di laut akibat faktor cuaca," kata Dwikorita.
Sejalan dengan peningkatan pemahaman kegiatan sekolah lapang cuaca nelayan ini, telah meningkatkan secara rata-rata hasil tangkapan ikan sekitar 20-30 persen.
Rakornas BMKG bertujuan membahas kebijakan serta sistem yang teruji dan tangguh guna menjamin ketahanan dan kedaulatan pangan secara merata dan berkesinambungan. Selain itu, menguatkan peran strategis sistem informasi BMKG untuk mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan.
Tujuan lainnya memperluas cakupan forum sekolah lapang iklim dan sekolah lapang cuaca nelayan dengan melibatkan berbagai pihak terkait untuk mengakselerasi terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan melalui pertanian dan perikanan modern.
Baca juga: Sekolah Lapang Cuaca Nelayan tingkatkan produktivitas nelayan
Baca juga: Sekolah lapang iklim upaya BMKG dukung ketahanan pangan nasional
"Dengan terlaksananya Rakornas diharapkan dapat tersusun matriks rencana tindak lanjut secara tepat, komprehensif dan sinergi dengan melibatkan multi-sektor dan pihak terkait untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan dan kedaulatan pangan," kata Dwikorita.
Selain itu, lanjutnya, akan dihasilkan pula buku putih atau white paper yang dapat menjadi salah satu acuan penajaman dan peningkatan kebijakan kementerian dan lembaga yang terkait, dan dengan dukungan info BMKG terhadap ketahanan dan kedaulatan pangan.
Dalam acara tersebut Dwikorita meluncurkan portal sekolah lapang iklim dan konsorsium nasional gempa bumi dan tsunami.
"BMKG secara terus menerus melaksanakan sekolah lapang iklim dan sekolah lapang cuaca nelayan untuk mewujudkan dan mendukung pertanian serta perikanan digital atau pertanian dan perikanan modern," kata Dwikorita dalam sambutan di Rakornas BMKG tahun 2022 secara daring di Jakarta, Senin.
Dwikorita mengatakan dalam 10 tahun terakhir pelaksanaan sekolah lapang iklim telah menjangkau 451 lokasi di tingkat kabupaten di 33 provinsi, serta telah melatih 16.000 peserta.
Baca juga: Kepala BMKG: Perubahan iklim ancam ketahanan pangan Indonesia
Capaian tersebut sejalan dengan peningkatan pemahaman para penyuluh dan petani tentang informasi iklim untuk pertanian yang berdampak pada luaran hasil produktivitas lahan, dimana sekolah lapang iklim dioperasionalkan secara rata-rata berhasil meningkatkan sekitar 30 persen untuk komoditas pangan, seperti padi jagung dan hortikultura.
Sekolah lapang cuaca nelayan yang dilaksanakan mulai tahun 2016 hingga saat ini sudah memfasilitasi 10.118 peserta di 159 lokasi yang tersebar di 33 provinsi di Tanah Air.
"Pemahaman yang lebih baik terhadap informasi cuaca yang diintegrasikan dengan fishing ground akan membawa perubahan paradigma dari mencari ikan menjadi menangkap ikan. Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan mengurangi risiko kecelakaan di laut akibat faktor cuaca," kata Dwikorita.
Sejalan dengan peningkatan pemahaman kegiatan sekolah lapang cuaca nelayan ini, telah meningkatkan secara rata-rata hasil tangkapan ikan sekitar 20-30 persen.
Rakornas BMKG bertujuan membahas kebijakan serta sistem yang teruji dan tangguh guna menjamin ketahanan dan kedaulatan pangan secara merata dan berkesinambungan. Selain itu, menguatkan peran strategis sistem informasi BMKG untuk mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan.
Tujuan lainnya memperluas cakupan forum sekolah lapang iklim dan sekolah lapang cuaca nelayan dengan melibatkan berbagai pihak terkait untuk mengakselerasi terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan melalui pertanian dan perikanan modern.
Baca juga: Sekolah Lapang Cuaca Nelayan tingkatkan produktivitas nelayan
Baca juga: Sekolah lapang iklim upaya BMKG dukung ketahanan pangan nasional
"Dengan terlaksananya Rakornas diharapkan dapat tersusun matriks rencana tindak lanjut secara tepat, komprehensif dan sinergi dengan melibatkan multi-sektor dan pihak terkait untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan dan kedaulatan pangan," kata Dwikorita.
Selain itu, lanjutnya, akan dihasilkan pula buku putih atau white paper yang dapat menjadi salah satu acuan penajaman dan peningkatan kebijakan kementerian dan lembaga yang terkait, dan dengan dukungan info BMKG terhadap ketahanan dan kedaulatan pangan.
Dalam acara tersebut Dwikorita meluncurkan portal sekolah lapang iklim dan konsorsium nasional gempa bumi dan tsunami.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: