Stockholm (ANTARA) - Jumlah kelahiran bayi pada musim semi 2022 di Swedia mencapai tingkat terendah dalam lebih dari dua dasawarsa terakhir, menurut data yang dirilis oleh Statistics Sweden pada Minggu (7/8).

Antara Januari dan April tahun ini, tingkat kelahiran tercatat 1,57 kelahiran per wanita, dibandingkan dengan 1,69 kelahiran pada periode yang sama tahun lalu, papar data itu.

"Ini penurunan statistik yang tidak disangka sangat tajam," ujar Gunnar Andersson, seorang profesor demografi di Universitas Stockholm, kepada Swedish Television pada Minggu.

Ketika orang-orang tinggal di rumah selama pandemi COVID-19, kelahiran anak meningkat menjadi 1,69 kelahiran per wanita.

Namun, dalam empat bulan pertama tahun ini, jumlah kelahiran bayi turun menjadi 35.467, menurut Statistics Sweden.

Jumlah tersebut 2.483 lebih sedikit dibandingkan jumlah pada periode yang sama tahun lalu dan juga level terendah yang tercatat dalam 20 tahun terakhir.
"Dalam jangka pendek, mungkin terdapat variasi acak seperti yang diamati pada Januari lalu. Namun, tingkatnya telah jauh lebih rendah dibandingkan sebelumnya," kata Andersson


Andersson mengatakan bahwa penurunan tingkat kesuburan yang mendadak dapat dikaitkan dengan kampanye vaksinasi massal terhadap COVID-19 yang dimulai pada musim semi 2021.

"Banyak yang menyadari bahwa itu merupakan akhir dari karantina wilayah (lockdown) dan bekerja dari rumah, dan kembali ke kehidupan normal," kata Andersson.

Pada akhir 1990-an, rata-rata tingkat kelahiran bayi tercatat 1,5 kelahiran per wanita, seperti dilaporkan Swedish Television.

"Pada 1990-an, kita mengalami krisis ekonomi, dan lebih sedikit orang yang memilih untuk memiliki anak," ujar Andersson.