Jakarta (ANTARA) - Laporan keuangan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI tahun anggaran 2021 meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), setelah dilakukan pemeriksaan termasuk memastikan masyarakat bisa menerima internet dan fasilitas komunikasi lainnya sampai ke tingkat desa.

Baca juga: Kominfo pertahankan predikat Opini WTP atas Laporan Keuangan 2020

"Apresiasi dari BPK terhadap opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan tahun 2021," kata Anggota III BPK Achsanul Qosasi saat ditemui wartawan di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin.

"Kami sudah periksa, ratusan desa kami datangi, termasuk hal-hal pembangunan BTS (base transceiver station). Ada beberapa hal yang harus ditindaklanjuti tapi hasilnya kami berikan predikat yang bagus kepada Kominfo. Selanjutnya ada 20 hal yang harus ditindaklanjuti secepatnya," imbuhnya.

Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengatakan, 97,8 persen laporan keuangan tahun 2021 telah ditindaklanjuti dan tersisa 2,2 persen yang harus segera diselesaikan.

"2,2 persen ini panjang ceritanya, banyak yang berkaitan dengan dokumen-dokumen dan sudah saya instruksikan kepada Sekretariat Jenderal Kominfo untuk menindaklanjuti segera," ujar Johnny.

Baca juga: Kominfo gandeng BPKP perbaiki kualitas pelaporan keuangan

Salah satu evaluasi yang harus dilakukan, menurut Johnny, ada banyak aktivitas Kementerian Kominfo yang sebetulnya perlu dilaksanakan dalam skema tahun jamak atau beberapa tahun anggaran. Namun, aktivitas-aktivitas tersebut dimasukkan ke dalam program tahun tunggal karena adanya tuntutan situasi.

"Ini yang harus kita lihat, apakah program itu harus dilakukan dalam satu tahun anggaran atau bisa dilakukan dalam tahun jamak. Ini yang harus kita evaluasi," imbuh Johnny.

Johnny mengatakan, pemeriksaan oleh BPK sangat membantu efisiensi penggunaan keuangan negara dan akurasi dalam pilihan-pilihan teknologi oleh Kementerian Kominfo. Menurutnya, pilihan-pilihan teknologi memberikan efek dan dampak efisiensi keuangan negara yang sangat besar.

Pembangunan satelit multifungsi, misalnya. Johnny mengatakan, semakin besar kapasitas satelit maka semakin efisien. Rata-rata, harga satelit komunikasi komersial sekitar 400 dolar AS (sekitar Rp5,6 juta) per mbps, namun dengan pengadaan satelit multifungsi Kominfo, biaya mampu ditekan hingga di bawah 45 dolar AS (sekitar Rp671 ribu) per mbps.

"Bahkan, harga per mbps saat ini untuk pemanfaatan pemerintah, hampir sepersepuluh dari sedianya yang biasa dibiayai dulu," imbuh Johnny.


Baca juga: Kominfo ajak milenial rencanakan keuangan dengan baik jelang Lebaran

Baca juga: Sekjen Kominfo dorong peningkatan kompetensi pengelolaan keuangan

Baca juga: Mengembangkan sektor keuangan dengan transformasi digital