Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tak hanya sekadar membuat UMKM masuk ke dalam platform perdagangan digital marketplace dan e-commerce.

"Bicara digitalisasi (UMKM) bukan hanya sekadar masuk ke dalam marketplace saja, banyak aspek lain yang harus diperhatikan agar bisa membuat UMKM naik kelas serta berkelanjutan," kata Bambang dalam forum diskusi yang digelar secara hibrida, Senin.

Lebih lanjut, mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN tersebut mengatakan, keberlanjutan UMKM yang mengadopsi teknologi digital untuk mengembangkan usahanya dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk menjaga kualitas produk, hingga pelayanan.

"Banyak UMKM yang malah kurang berhasil (ketika berada di platform digital). Beberapa di antaranya adalah karena mereka kurang bisa menjaga konsistensi produk, pelayanan. Mereka yang biasanya menangani 100 (pesanan) lalu naik ke 1.000 (pesanan), akhirnya tidak bisa melayani, dan itu akan mempengaruhi reputasi UMKM tersebut," papar Bambang.

Selain itu, eks Menteri Keuangan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja itu juga menyoroti pentingnya digitalisasi yang dilakukan dari hulu ke hilir, agar manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal, baik dalam segi bisnis maupun individu pelaku usahanya.

"Digitalisasi sebaiknya secara end-to-end, dari segala aspek kehidupan UMKM yang meliputi produksi, manajemen, dan pengelolaan keuangan," ujar Bambang.

"Misalnya dengan menggunakan aplikasi untuk melakukan manajemen keuangan sederhana sehingga dia bisa tahu bagaimana kondisi keuangannya, lalu manajemen inventory, dan customer relationship. Harapannya, digitalisasi UMKM bisa seperti itu," imbuhnya.

Sependapat, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia BUMN, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan hal-hal yang disebutkan Bambang bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan terkait kepada para pelaku UMKM.

"Pelatihan keuangan juga benar. UMKM harus belajar memisahkan keuangan pribadi dan usahanya, serta platform yang membantu dia. Selain itu, penting juga untuk belajar soal pemasaran online-offline," kata Tedi.

"Sehingga, UMKM bisa naik kelas sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Sementara, pemerintah juga memberikan dukungan dengan fokus pada policy dan implementasi yang lebih baik, sehingga UMKM pun bisa scale-up lebih baik lagi," imbuhnya.

Baca juga: B20 soroti pentingnya peningkatan kemampuan digital

Baca juga: Menteri Teten sebut 86 persen bisnis UMKM bergantung internet

Baca juga: Kemenkop tingkatkan kualitas 75 tenaga pendamping KUMKM