Pemkab Nagekeo beri 1.000 ekor ayam petelur untuk tangani stunting
7 Agustus 2022 19:03 WIB
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do memberikan secara simbolis ayam petelur untuk kelompok wanita tani di Desa Aeramo, Nagekeo, NTT beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)
Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo, NTT memberikan 1.000 ekor ayam petelur untuk membantu kelompok wanita tani pada empat desa menangani permasalahan stunting.
"Masing-masing desa mendapatkan 250 ekor. Ini sebagai bentuk pemberdayaan terutama untuk menjawab isu stunting dengan sasaran kita pencegahan dan penurunan stunting," kata Kepala Dinas Peternakan Nagekeo Klementina Dawo ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Minggu.
Empat desa yang mendapatkan alokasi ayam petelur itu yakni Desa Kotawuji Timur, Desa Aeramo, Desa Rowa, dan Kelurahan Nangaroro.
Klementina menjelaskan kelompok bisa menggunakan bantuan itu untuk pemenuhan konsumsi telur bagi bayi dan balita serta meningkatkan pendapatan ekonomi perempuan di desa.
Baca juga: Kemenkeu harap anggaran BLT Desa digunakan untuk penanganan stunting
Bantuan 1.000 ekor ayam petelur ini sendiri merupakan bagian dari dukungan pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengatasi permasalahan stunting yang ada di wilayah masing-masing.
Dia menyebut bantuan diberikan dengan skema pemberdayaan berantai, sehingga desa atau wilayah yang membutuhkan telur langsung mengambil ke kelompok.
"Misalnya ada desa tetangga yang butuh telur, langsung ambil di kelompok, tidak perlu lagi ambil dari luar," kata dia menegaskan.
Untuk mendukung keberlanjutan pemberdayaan masyarakat itu, Pemkab Nagekeo menyalurkan pakan ayam selama tiga bulan pertama ke kelompok wanita yang ada.
Klementina mengatakan bantuan itu menjadi stimulan agar dapat dilanjutkan secara mandiri oleh kelompok wanita.
Selanjutnya Pemkab Nagekeo memberikan pelatihan pengolahan pakan dari bahan lokal. Pelatihan itu dilakukan untuk mendukung produksi ayam petelur yang berkelanjutan sekaligus mengurangi biaya produksi yang dibebankan kepada kelompok wanita tersebut.
Baca juga: Kowani ingatkan peran perempuan sebagai Ibu Bangsa
"Masing-masing desa mendapatkan 250 ekor. Ini sebagai bentuk pemberdayaan terutama untuk menjawab isu stunting dengan sasaran kita pencegahan dan penurunan stunting," kata Kepala Dinas Peternakan Nagekeo Klementina Dawo ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Minggu.
Empat desa yang mendapatkan alokasi ayam petelur itu yakni Desa Kotawuji Timur, Desa Aeramo, Desa Rowa, dan Kelurahan Nangaroro.
Klementina menjelaskan kelompok bisa menggunakan bantuan itu untuk pemenuhan konsumsi telur bagi bayi dan balita serta meningkatkan pendapatan ekonomi perempuan di desa.
Baca juga: Kemenkeu harap anggaran BLT Desa digunakan untuk penanganan stunting
Bantuan 1.000 ekor ayam petelur ini sendiri merupakan bagian dari dukungan pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengatasi permasalahan stunting yang ada di wilayah masing-masing.
Dia menyebut bantuan diberikan dengan skema pemberdayaan berantai, sehingga desa atau wilayah yang membutuhkan telur langsung mengambil ke kelompok.
"Misalnya ada desa tetangga yang butuh telur, langsung ambil di kelompok, tidak perlu lagi ambil dari luar," kata dia menegaskan.
Untuk mendukung keberlanjutan pemberdayaan masyarakat itu, Pemkab Nagekeo menyalurkan pakan ayam selama tiga bulan pertama ke kelompok wanita yang ada.
Klementina mengatakan bantuan itu menjadi stimulan agar dapat dilanjutkan secara mandiri oleh kelompok wanita.
Selanjutnya Pemkab Nagekeo memberikan pelatihan pengolahan pakan dari bahan lokal. Pelatihan itu dilakukan untuk mendukung produksi ayam petelur yang berkelanjutan sekaligus mengurangi biaya produksi yang dibebankan kepada kelompok wanita tersebut.
Baca juga: Kowani ingatkan peran perempuan sebagai Ibu Bangsa
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: