Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, mengajak semua elemen bangsa bersama-sama mengatasi ancaman krisis pangan, energi dan ketidakpastian global yang memicu terjadinya krisis ekonomi.

Hal itu dia katakan itu dalam acara Dzikir Manaqib Akbar dan Haul Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA, di Pondok Pesantren Al Baghdadi, Karawang Jawa Barat, Jawa Barat, Sabtu malam (6/8), sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

"Saya mengajak seluruh elemen bangsa khususnya puluhan ribu jamaah yang hadir, untuk bersama berikhtiar baik lahir maupun batin dalam menghadapi ujian berat ini. Saya yakin, doa memiliki kekuatan yang dahsyat untuk membangkitkan harapan dan optimisme," ujar dia.

Panglima TNI 2013-2015 ini mengatakan, Indonesia sedang dihadapkan pada kondisi yang tidak normal, di tengah banyak negara menghadapi krisis ekonomi yang bisa memberikan dampak terhadap krisis lainnya.

Baca juga: Moeldoko tegaskan terorisme tidak berkaitan dengan ajaran agama

Mengutip data IMF, dia mengungkapkan, setidaknya terdapat 60 negara yang perekonomiannya diperkirakan akan ambruk, dan 42 di antaranya dipastikan sudah menuju ambruk.

"Kita harus bersyukur, Indonesia masih dalam keadaan baik. Ketahanan pangan dan energi masih terjaga. Ekonomi terus tumbuh meski inflasi naik di angka 4 persen lebih. Tapi kita juga harus waspada," ujarnya.

Ia menyatakan, selama ini pemerintah telah bekerja keras agar masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan harga-harga komoditas imbas dari ketidakpastian global, misalnya pemberian subsidi untuk BBM dan gas, yang nilainya mencapai Rp502 triliun.

Baca juga: KSP: Piala Presiden 2022 sarana kembangkan atlet esports

"Jadi, bapak/ibu yang naik sepeda motor, itu negara mensubsidi Rp3,7 juta dalam satu tahun. Bagi yang naik mobil, negara mensubsidi Rp19,2 juta setahun. Untuk itu, saya mohon kita berhemat dalam menggunakan BBM," pesannya.

Di akhir sambutannya, dia meminta para jamaah dan elemen masyarakat lain, untuk tetap memupuk rasa cinta kepada bangsa, dan selalu optimistis menatap Indonesia ke depan, yakni menuju Indonesia Maju pada tahun a2045.

"Saya ingin menanamkan semangat yang kuat. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang lemah dan pesimistis. Dan saya tegaskan, persoalan bela negara tidak hanya angkat senjata. Tapi juga menjaga hati dan pikiran demi kelangsungan negeri ini," jelasnya.

Baca juga: Moeldoko apresiasi PKBM bantu berikan akses pendidikan bagi masyarakat

Usai menyampaikan sambutan, dia bersama puluhan ribu jamaah terlihat larut dalam doa dan dzikir, yang dipimpin pengasuh Pondok Pesantren Al Baghdadi KH. Junaedi Al Baghdadi.

Dzikir Manaqib Akbar dan Haul Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA ini, dihadiri lebih dari 30 ribu jamaah yang datang dari berbagai kota dan provinsi.