Sudah saatnya waralaba Indonesia ekspansi ke luar negeri
5 Agustus 2022 14:40 WIB
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra (tengah) saat memberikan penghargaan kepada para UMKM binaan Kemendag di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (05/05/2022). Kemendag bersama sejumlah UMKM binaan turut menjadi peserta di pameran waralaba dan lisensi "International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) Hybrid Business Expo in conjunction with Indonesia License Expo (ILE) 2022". (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Jakarta (ANTARA) - Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra mengatakan bahwa kini sudah saatnya bisnis waralaba (franchise) melakukan ekspansi ke luar negeri untuk memaksimalkan potensi produk lokal sekaligus memperkuat daya saing dengan produk asing, sesuai dengan pesan dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
“Beliau sudah mencanangkan, ini saatnya yang lokal ke luar. Jadi, beliau benar-benar mendorong waralaba-waralaba kita, usaha-usaha kita ini mulai ke luar. Jadi berpikir ke luar. Ini kaitannya terutama untuk ritel-ritel, untuk F&B,” kata Syailendra saat membuka pameran waralaba dan lisensi "IFRA in conjunction with ILE 2022" di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat.
Baca juga: Rekind-BRIN sinergi kembangkan lisensi teknologi Merah Putih
Ia mengatakan pihaknya setuju dengan pandangan bahwa bisnis waralaba lokal harus diperkuat di dalam negeri, namun tetap menegaskan bahwa waralaba lokal sudah saatnya berekspansi ke luar negeri.
Jika terdapat bisnis waralaba yang berniat untuk melebarkan sayap di pasar luar negeri, Syailendra mengatakan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mendukung langkah tersebut.
“Sudah saatnya kita. Kalau istilah pak Menteri, ‘kalau Indonesia sudah kelamaan diserbu sama asing’. Indonesia sekian ratus juta penduduknya jadi pasar yang begitu empuk. Nah, sekarang saatnya, kata Pak Menteri, kita ‘menyerang’, sudah kelamaan kita itu menjadi pasar saja,” tegasnya lagi.
Selain mendorong ekspansi waralaba lokal ke luar negeri, Syailendra mengatakan pihaknya juga akan mendorong bisnis ritel untuk bermitra dengan warung-warung kecil.
“Ritel-ritel ini yang akan menyuplai warung-warung sehingga warung itu juga bisa menjual, minimal walaupun tidak seratus persen sama, tetapi produk-produk yang ada di retail itu paling tidak bisa dijual ke warung-warung dan itu dengan harga yang sangat kompetitif,” katanya.
Syailendra mengatakan bisnis waralaba menjadi salah satu sektor usaha yang mampu menguatkan ekonomi domestik Indonesia.
Berdasarkan laporan tahunan yang Syailendra himpun, kegiatan usaha waralaba pada tahun 2020 berkontribusi sebesar 1,0 persen dari PDB Indonesia. Ia juga menyebutkan total gerai yang berhasil dibuka dan dioperasikan mencapai 93.732 gerai dan berhasil menyerap sebanyak 628.622 tenaga kerja.
“Dan waralaba adalah sebuah solusi untuk pengusaha pemula dalam mengawali bisnis dengan aman, dan lahirnya para pengusaha lokal baru diyakini dapat memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan bisnis waralaba dan iklim usaha yang positif,” katanya.
Syailendra mengatakan pemerintah memperkirakan tren pertumbuhan bisnis waralaba akan terus meningkat seiring dengan naiknya permintaan dan respon yang baik dari masyarakat.
Pada 2021 saja, pertumbuhan waralaba di Indonesia tercatat sebanyak 113 pemberi waralaba dalam negeri yang telah memiliki legalitas STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba). Jumlah tersebut dikatakan Syailendra naik 5 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: IFRA bertahan dua dekade berkat inovasi dan kolaborasi
Baca juga: BRIN targetkan 30 kerja sama lisensi dengan industri
Baca juga: Lima lembaga keuangan peroleh lisensi untuk penukaran uang jamaah
“Beliau sudah mencanangkan, ini saatnya yang lokal ke luar. Jadi, beliau benar-benar mendorong waralaba-waralaba kita, usaha-usaha kita ini mulai ke luar. Jadi berpikir ke luar. Ini kaitannya terutama untuk ritel-ritel, untuk F&B,” kata Syailendra saat membuka pameran waralaba dan lisensi "IFRA in conjunction with ILE 2022" di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat.
Baca juga: Rekind-BRIN sinergi kembangkan lisensi teknologi Merah Putih
Ia mengatakan pihaknya setuju dengan pandangan bahwa bisnis waralaba lokal harus diperkuat di dalam negeri, namun tetap menegaskan bahwa waralaba lokal sudah saatnya berekspansi ke luar negeri.
Jika terdapat bisnis waralaba yang berniat untuk melebarkan sayap di pasar luar negeri, Syailendra mengatakan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mendukung langkah tersebut.
“Sudah saatnya kita. Kalau istilah pak Menteri, ‘kalau Indonesia sudah kelamaan diserbu sama asing’. Indonesia sekian ratus juta penduduknya jadi pasar yang begitu empuk. Nah, sekarang saatnya, kata Pak Menteri, kita ‘menyerang’, sudah kelamaan kita itu menjadi pasar saja,” tegasnya lagi.
Selain mendorong ekspansi waralaba lokal ke luar negeri, Syailendra mengatakan pihaknya juga akan mendorong bisnis ritel untuk bermitra dengan warung-warung kecil.
“Ritel-ritel ini yang akan menyuplai warung-warung sehingga warung itu juga bisa menjual, minimal walaupun tidak seratus persen sama, tetapi produk-produk yang ada di retail itu paling tidak bisa dijual ke warung-warung dan itu dengan harga yang sangat kompetitif,” katanya.
Syailendra mengatakan bisnis waralaba menjadi salah satu sektor usaha yang mampu menguatkan ekonomi domestik Indonesia.
Berdasarkan laporan tahunan yang Syailendra himpun, kegiatan usaha waralaba pada tahun 2020 berkontribusi sebesar 1,0 persen dari PDB Indonesia. Ia juga menyebutkan total gerai yang berhasil dibuka dan dioperasikan mencapai 93.732 gerai dan berhasil menyerap sebanyak 628.622 tenaga kerja.
“Dan waralaba adalah sebuah solusi untuk pengusaha pemula dalam mengawali bisnis dengan aman, dan lahirnya para pengusaha lokal baru diyakini dapat memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan bisnis waralaba dan iklim usaha yang positif,” katanya.
Syailendra mengatakan pemerintah memperkirakan tren pertumbuhan bisnis waralaba akan terus meningkat seiring dengan naiknya permintaan dan respon yang baik dari masyarakat.
Pada 2021 saja, pertumbuhan waralaba di Indonesia tercatat sebanyak 113 pemberi waralaba dalam negeri yang telah memiliki legalitas STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba). Jumlah tersebut dikatakan Syailendra naik 5 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: IFRA bertahan dua dekade berkat inovasi dan kolaborasi
Baca juga: BRIN targetkan 30 kerja sama lisensi dengan industri
Baca juga: Lima lembaga keuangan peroleh lisensi untuk penukaran uang jamaah
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: