Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menyatakan realisasi ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 yang mampu tumbuh sebesar 5,44 persen (yoy) tidak terlepas dari dorongan konsumsi, ekspor, hingga investasi.

"PDB kuartal kedua terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga yang lebih kuat dan ekspor bersih yang kuat,” katanya di Jakarta, Jumat.

Irman mengatakan konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 2,92 persen terhadap total pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II tahun ini karena adanya aktivitas pada masa Idul Fitri yang kembali ke kondisi hampir normal.

Sementara ekspor bersih menambahkan 2,14 persen ke total pertumbuhan yang sejalan dengan surplus perdagangan di tengah harga komoditas yang lebih tinggi.

Baca juga: BPS: Ekspor melesat 19,74 persen pada triwulan II 2022

Selain itu investasi tetap juga cukup mendukung dengan kontribusi 0,94 persen terhadap total pertumbuhan PDB kuartal II tahun ini.

Ia melanjutkan pemulihan permintaan yang kondusif juga tercermin dari sisi sektoral yaitu terdapat empat sektor yang menunjukkan pertumbuhan sekitar 50 persen.

"Empat sektor itu merupakan sektor yang paling parah terkena dampak pandemi," ujar Irman.

Empat sektor yang dimaksud adalah industri pengolahan 0,82 persen, transportasi 0,76 persen, perdagangan besar dan eceran 0,58 persen, serta komunikasi 0,50 persen.

Baca juga: Airlangga: Pemerintah jaga pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen

Secara keseluruhan Irman optimis ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh mencapai 5,1 persen (yoy) mengingat dua kuartal telah mampu tumbuh di atas 5 persen.

Terlebih lagi ia memproyeksikan PDB kuartal III-2022 akan tumbuh di atas level kuartal kedua seiring adanya baseline yang rendah pada realisasi kuartal III tahun lalu.

Menurutnya, indikator utama pada Juli 2022 juga menunjukkan aktivitas lebih kuat seperti manufaktur PMI yang dilaporkan berada di level 51,3.

“Kami masih optimis dengan prospek pertumbuhan PDB 5,1 persen (yoy) untuk setahun penuh,” tegasnya.

Baca juga: Menperin sebut PMI manufaktur ke tertinggi 3 bulan sebagai dampak P3DN
Baca juga: PMI Manufaktur Juli kembali naik, berada di level ekspansif 51,3