London (ANTARA) - Bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), telah menaikkan suku bunga acuan, Bank Rate, sebesar 0,5 poin persentase, menjadi 1,75 persen, menurut pernyataan BoE, Kamis (4/8/2022).

Ini adalah kenaikan suku bunga terbesar sejak 1995 dan membawa suku bunga Inggris ke level tertinggi 13 tahun dan kenaikan suku bunga keenam berturut-turut sejak Desember tahun lalu.

BoE terus memerangi inflasi yang melonjak di negara itu dan para pembuat kebijakan khawatir tentang pertumbuhan ekonominya di masa depan.

Menurut BoE, Indeks Harga Konsumen (IHK) di negara tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 13 persen pada kuartal keempat tahun 2022, dan akan tetap pada tingkat yang sangat tinggi sepanjang tahun 2023, sebelum jatuh ke target 2,0 persen dalam dua tahun ke depan.

Baca juga: Bank sentral Inggris: Pemberi pinjaman harus siap hadapi badai ekonomi

Bank sentral juga memperingatkan bahwa ekonomi Inggris akan memasuki resesi dari kuartal keempat tahun ini, menambahkan bahwa pendapatan pasca-pajak rumah tangga riil akan turun tajam pada 2022 dan 2023, dan pertumbuhan konsumsi akan berubah negatif.

"Pertumbuhan PDB di Inggris melambat. Kenaikan harga gas terbaru telah menyebabkan penurunan signifikan lainnya dalam prospek aktivitas di Inggris dan seluruh Eropa," kata bank sentral.

Dalam pernyataan itu, BoE menegaskan kembali pendiriannya untuk mengembalikan inflasi ke target 2,0 persen, dengan mengatakan akan, jika perlu, "bertindak tegas sebagai tanggapan."

Baca juga: Pound sterling diperdagangkan sedikit menguat jelang keputusan BOE
Baca juga: Saham Inggris ditutup menguat, Indeks FTSE 100 terkerek 0,03 persen