Jakarta (ANTARA) - Laba bersih BMW pada paruh pertama 2022 melonjak 73,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) ke rekor 13,2 miliar euro (1 euro = Rp15.194), sebut pabrikan mobil Jerman itu pada Rabu (3/8).

Konsolidasi penuh usaha patungan BMW dengan Brilliance China Automotive Holdings Ltd. telah memberikan one-time effect (efek satu kali) positif sekitar 7,7 miliar euro, menurut perusahaan tersebut.

Pada Februari, pabrikan mobil Jerman itu meningkatkan sahamnya di BMW Brilliance Automotive Ltd. (BBA) dari 50 persen menjadi 75 persen.

Revaluasi kepentingan ekuitas (equity interest) yang dimiliki sebelumnya di BBA menjadi "pendorong utama" dari hasil keuangan perusahaan tersebut dalam enam bulan pertama tahun ini, kata Chief Financial Officer Nicolas Peter.
Pendapatan pada paruh pertama naik 19,1 persen (yoy) menjadi 65,9 miliar euro. Konsolidasi BBA juga berdampak positif terhadap perkembangan ini. Menurut BMW, anak perusahaan baru China itu menyumbang pendapatan sekitar 11 miliar euro


Pada saat yang sama, penjualan unit turun menjadi 1,16 juta kendaraan, turun 13,4 persen dibandingkan dengan torehan rekor pada periode tahun sebelumnya. Produksi dan pengiriman terdampak oleh "masalah pasokan semikonduktor yang sedang terjadi dan gangguan rantai pasokan," kata produsen mobil itu.

Karena anjloknya penjualan dalam enam bulan pertama, BMW telah menurunkan proyeksinya untuk pengiriman setahun penuh dan CEO Oliver Zipse telah memperingatkan "peningkatan hambatan ekonomi mendatang selain kekurangan pasokan yang sedang berlangsung."

Namun, BMW mengonfirmasi prospek keuangannya untuk tahun fiskal 2022, memperkirakan "pendapatan sebelum pajak BMW Group yang jauh lebih tinggi" dibandingkan tahun lalu berkat konsolidasi penuh BBA.

"Terutama dalam kondisi yang tidak menguntungkan, BMW Group punya karakteristik memiliki tingkat ketahanan yang tinggi," papar Zipse.