Makassar (ANTARA) - Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) bersama Universitas Hasanuddin menurunkan tim peneliti sebagai upaya mendorong akses layanan kesehatan berbasis digital bagi penyandang disabilitas di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan.

Ketua Tim Unhas Dr Eng Intan Sari Areni MT di Makassar, Kamis menjelaskan secara umum penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan solusi dalam mendukung akses layanan kesehatan digital bagi penyandang disabilitas.

"Bersama Yayasan PerDIK, kegiatan survei tersebut dilaksanakan pada 23 Juli serentak di tiga kabupaten yakni Makassar, Gowa dan Maros. Ragam disabilitas yang ikut serta pada pelaksanaan survei di antaranya, disabilitas pendengaran, disabilitas penglihatan/penglihatan rendah, fisik/daksa, serta OYPMK (Orang yang Pernah Mengalami Kusta)," jelas Intan.

Lebih lanjut, Intan mengatakan selain memudahkan proses pengambilan data, juga memberikan pemahaman bahwa penyandang disabilitas memiliki kapasitas dalam pelaksanaan riset yang dapat terus dikembangkan untuk digunakan sebagai sarana advokasi bagi organisasi pendukung difabel.

Intan mengharapkan, melalui kegiatan yang dilakukan diharapkan sebagai bahan rujukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam peningkatan layanan kesehatan bagi penyandang disabilitas.

Tidak hanya itu, juga diharapkan semakin banyak para peneliti yang mengambil kajian serupa.

Tim peneliti Universitas Hasanuddin menyelenggarakan survei terhadap akses layanan kesehatan berbasis digital untuk penyandang disabilitas khususnya berkaitan dengan kebutuhan, tantangan, dan kapasitas dalam penggunaan ICT dalam memperoleh layanan kesehatan.

Riset ini merupakan bagian dari program The Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR) dan bekerja sama dengan tim Fakultas Teknologi Informasi, Monash University.
Baca juga: Unhas-Kaikoukai Healthcare pengembangan kerja sama kesehatan
Baca juga: FH Unhas tuan rumah FGD penyempurnaan hukum ekonomi
Baca juga: 18 peneliti Unhas terima hibah Kemenristekdikti 2022