Sampai semester pertama 2022, data produksi teh pucuk basah tercatat sebanyak 4.780 ton atau 69 persen dari target tahun ini dan sebesar 78 persen secara year on year.
Sedangkan, produksi teh kering hasil dari perlahan teh pucuk basah tercatat sebanyak 1.186 ton atau 73 persen dari target tahun ini dan capai 79 persen secara year on year.
"Kami melihat komoditas teh Indonesia juga memiliki potensi ekspor. Tahun ini terdapat minat ekspor teh Indonesia dengan negara tujuan, seperti Taiwan, Jerman, dan Malaysia dengan produk black tea dan special tea, sementara minat konsumsinya produk green tea menjadi favorit konsumsi lokal di Indonesia,” jelas Frans.
Direktur Mitra Kerinci Arief Maulana Yamin menuturkan perkebunan teh yang dikelola grup ID FOOD memiliki luas sekitar 2.025 hektare dan memproduksi teh pengolahan sekitar 4.000 ton per tahun.
Selain melibatkan petani lokal, lanjut Arief, pihaknya juga mengajak kontribusi milenial untuk menggaungkan keunggulan teh Indonesia.
"Keunggulan dari teh Indonesia asal Solok Selatan itu berada di kaki gunung Kerinci yang menjadi daya tarik wisatawan karena berdekatan Taman Nasional Kerinci Seblat. Hasil produksi tehnya diolah menjadi keanekaragaman teh dan dapat dikombinasikan dengan buah, seperti jeruk dan nanas, diolah menjadi minuman tisane serta diolah dengan kombinasi rempah-rempah, seperti jahe maupun tanaman obat lainnya,” terang Arief. Mitra Kerinci memproduksi dua olahan teh, yaitu teh hitam dan teh hijau yang berpotensi peluang ekspor.
Tak hanya itu, perusahaan juga memproduksi varian teh spesial, seperti teh melati yang diolah dengan campuran bunga melati. Produk teh Indonesia produksi Mitra Kerinci memiliki cita rasa khas berupa woody, nutty, dan vegetal.
Baca juga: ID FOOD revitalisasi pabrik gula, dongkrak produksi gula nasional
Baca juga: ID FOOD distribusikan 62 juta liter minyak goreng pada semester I-2022