WNI di Taiwan tak merasa terusik oleh ketegangan politik dengan China
3 Agustus 2022 20:36 WIB
Arsip - Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei Budi Santoso (kedua kiri) saat acara doa bersama dengan warga negara Indonesia di Taiwan pada 26 Desember 2021. (ANTARA/HO-KDEI Taipei)
Beijing (ANTARA) - Warga negara Indonesia di Taiwan sama sekali tidak merasa terusik dengan memanasnya situasi politik di Selat Taiwan terkait kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi di pulau itu.
"Di sini tidak ada apa-apa, aman saja. Tidak seperti diberitakan di media. Semua WNI dan warga Taiwan beraktivitas seperti biasa," kata Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei Budi Santoso saat dihubungi ANTARA dari Beijing, China, Rabu.
Ia mengimbau WNI di Taiwan tetap beraktivitas seperti biasa dan mengikuti aturan yang diberlakukan otoritas setempat.
"Pemerintah Taiwan telah melakukan yang terbaik kepada WNI sehingga saya yakin tidak akan terpengaruh oleh isu-isu yang muncul," ujarnya.
Para pekerja migran Indonesia (PMI) bekerja normal seperti tidak terjadi apa-apa, kata Budi, bahkan mereka tidak aneh dengan situasi Selat Taiwan yang mengalami pasang-surut, termasuk ketika dunia dihebohkan dengan kunjungan Pelosi yang mendorong China untuk menggelar latihan militer besar-besaran.
"Bekerja seperti biasa saja. Mengapa harus takut? Isu itu sudah lama," kata Nur Kholiq, PMI asal Kendal, Jawa Tengah, yang sudah hampir 11 tahun bekerja di Taiwan.
Demikian halnya dengan Waridatun Nida, PMI asal Cilacap, Jateng.
"Alhamdulillah, aman banget. Majikan juga tidak bilang apa-apa. Saya bekerja seperti biasa," kata perempuan yang sudah lebih dari dua dekade mengais rezeki di Bumi Formosa itu seraya berharap tidak terjadi perang seperti di Ukraina.
Budi menyebutkan dari sekitar 350 ribu WNI, 240 ribu di antaranya tercatat sebagai PMI dan 18 ribu pelajar, sedangkan sisanya tenaga profesional dan ibu rumah tangga.
Hubungan dagang Indonesia dengan Taiwan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
"Ekspor kita ke Taiwan setiap tahun selalu meningkat," kata Budi.
Situasi di Taipei saat kunjungan Pelosi juga terpantau aman, meskipun sehari sebelumnya dilaporkan adanya ancaman bom di Bandar Udara Internasional Taoyuan.
Pelosi sendiri mendarat di Bandara Songshan, pusat kota Taipei, pada Selasa (2/8) malam.
Beijing bereaksi keras terhadap kunjungan Pelosi dengan menggelar kekuatan militernya di dekat wilayah udara dan laut Taiwan sejak Selasa hingga Sabtu (6/8).
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari teritorialnya. Kunjungan Pelosi itu dianggap Beiing sebagai sinyal dukungan bagi kelompok pro kemerdekaan di Taiwan.
Baca juga: Dikunjungi Pelosi, Taiwan dijatuhi sejumlah sanksi oleh China
Baca juga: Kunjungan Pelosi ke Taiwan, RI serukan semua pihak kurangi ketegangan
Baca juga: Pengamat: Risiko keamanan meningkat di Selat Taiwan
"Di sini tidak ada apa-apa, aman saja. Tidak seperti diberitakan di media. Semua WNI dan warga Taiwan beraktivitas seperti biasa," kata Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei Budi Santoso saat dihubungi ANTARA dari Beijing, China, Rabu.
Ia mengimbau WNI di Taiwan tetap beraktivitas seperti biasa dan mengikuti aturan yang diberlakukan otoritas setempat.
"Pemerintah Taiwan telah melakukan yang terbaik kepada WNI sehingga saya yakin tidak akan terpengaruh oleh isu-isu yang muncul," ujarnya.
Para pekerja migran Indonesia (PMI) bekerja normal seperti tidak terjadi apa-apa, kata Budi, bahkan mereka tidak aneh dengan situasi Selat Taiwan yang mengalami pasang-surut, termasuk ketika dunia dihebohkan dengan kunjungan Pelosi yang mendorong China untuk menggelar latihan militer besar-besaran.
"Bekerja seperti biasa saja. Mengapa harus takut? Isu itu sudah lama," kata Nur Kholiq, PMI asal Kendal, Jawa Tengah, yang sudah hampir 11 tahun bekerja di Taiwan.
Demikian halnya dengan Waridatun Nida, PMI asal Cilacap, Jateng.
"Alhamdulillah, aman banget. Majikan juga tidak bilang apa-apa. Saya bekerja seperti biasa," kata perempuan yang sudah lebih dari dua dekade mengais rezeki di Bumi Formosa itu seraya berharap tidak terjadi perang seperti di Ukraina.
Budi menyebutkan dari sekitar 350 ribu WNI, 240 ribu di antaranya tercatat sebagai PMI dan 18 ribu pelajar, sedangkan sisanya tenaga profesional dan ibu rumah tangga.
Hubungan dagang Indonesia dengan Taiwan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
"Ekspor kita ke Taiwan setiap tahun selalu meningkat," kata Budi.
Situasi di Taipei saat kunjungan Pelosi juga terpantau aman, meskipun sehari sebelumnya dilaporkan adanya ancaman bom di Bandar Udara Internasional Taoyuan.
Pelosi sendiri mendarat di Bandara Songshan, pusat kota Taipei, pada Selasa (2/8) malam.
Beijing bereaksi keras terhadap kunjungan Pelosi dengan menggelar kekuatan militernya di dekat wilayah udara dan laut Taiwan sejak Selasa hingga Sabtu (6/8).
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari teritorialnya. Kunjungan Pelosi itu dianggap Beiing sebagai sinyal dukungan bagi kelompok pro kemerdekaan di Taiwan.
Baca juga: Dikunjungi Pelosi, Taiwan dijatuhi sejumlah sanksi oleh China
Baca juga: Kunjungan Pelosi ke Taiwan, RI serukan semua pihak kurangi ketegangan
Baca juga: Pengamat: Risiko keamanan meningkat di Selat Taiwan
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: