Solo (ANTARA) - Perjuangan atlet tolak peluru F57 Fauzi Purwo Laksono untuk meraih emas ASEAN Para Games 2022 Solo pantas dibanggakan karena didapatnya setelah atlet asal Kubu Raya, Kalimantan Barat itu bertarung selama 12 hari dengan COVID-19.

"Selama kena COVID saya di kamar saja. Stres pol...Saya sampai tiga kali tes dan hasilnya positif. Baru dua hari sebelum tanding hasil tes negatif," kata Fauzi di Stadion Manahan, Surakarta, Selasa.

Meski dalam kondisi fisik tidak maksimal, Fauzi tak hanya mempersembahkan medali emas untuk kontingen Indonesia, tetapi juga mempertajam catatan lemparan terbaiknya.

Bahkan, atlet yang mengalami cedera karena kecelakaan itu mengaku tidak menyangka dengan hasil yang diraih.

"Lemparan terbaik saya hanya 10,90 meter, tapi di sini saya bisa 11,37 m. Meningkat cukup banyak," kata atlet yang juga petugas kebersihan honorer di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kubu Raya itu.

Baca juga: Jaenal Aripin lunasi penasaran dengan emas 200 meter T54 putra

Raihan emas dari nomor tolak peluru menurut Fauzi akan menjadi modal untuk turun di dua nomor lainnya yakni lempar cakram dan lempar lembing yang berlangsung di tempat yang sama dua hari ke depan.

Dengan meraih emas pertamanya di ASEAN Para Games, Fauzi dipastikan bakal mendapatkan guyuran bonus dari pemerintah. Jika mengacu bonus atlet SEA Games, besarannya bisa mencapai Rp500 juta.

Atlet berusia 29 tahun itu mengaku sudah merencanakan apa saja yang akan dilakukan jika sudah menerima bonus dari pemerintah. Fauzi mengaku akan membuka usaha yang nantinya bakal dikelola bersama keluarga.

"Rencananya mau bikin laundry di Kalimantan. Sebetulnya banyak rencana, tapi kita lihat dulu kedepannya," pungkas Fauzi dengan tersenyum.

Baca juga: Asa trio atlet lempar F41 harumkan Indonesia di pentas lebih tinggi
Baca juga: Inaspoc libatkan 73 classifier pada ASEAN Para Games 2022