Pemkab Pekalongan targetkan 58.025 balita dapat imunisasi
2 Agustus 2022 16:17 WIB
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq sedang memberikan vaksinasi pada balita usai pencanangan program Bulan Imunisasi Anak Nasional di Pekalongan, Senin (1/8/2022). (ANTARA/HO-Humas Kabupaten Pekalongan)
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menargetkan 58.025 balita berumur 9 bulan hingga 59 bulan mendapatkan imunisasi dalam program Bulan Imunisasi Anak Nasional yang dilaksanakan mulai 1 Agustus hingga 30 Agustus 2022.
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa pada kegiatan program ini akan dilakukan pemberian imunisasi campak (Measles) dan Rubella (MR) pada balita yang berumur 9 bulan hingga 59 bulan.
"Selain itu, juga akan dilaksanakan Imunisasi Kejar OPV, DPT-HB-Hib dan IPV yaitu untuk pencegahan penyakit polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan haemophilus influenza tipe B dengan sasaran balita umur 12 bulan hingga 59 bulan," katanya.
Menurut dia, pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Nasional tersebut karena dengan menurunnya kasus COVID-19 di daerah tersebut.
Selama 2 tahun terakhir ini, lanjut dia, pemerintah menghentikan kegiatan imunisasi secara keseluruhan karena saat itu kasus COVID-19 masih cukup tinggi.
Baca juga: Kemendagri: Pemda harus perhatikan strategi pelaksanaan BIAN
"Saat pandemi COVID-19, orang tua yang ingin melakukan vaksinasi anak harus pergi ke puskesmas dan rumah sakit. Akan tetapi, sekarang kegiatan vaksinasi secara massal bisa dilakukan karena kondisinya sudah normal," katanya.
Dia minta para orang tua dapat memanfaatkan kegiatan program imunisasi tersebut agar anaknya mendapatkan imunisasi pada layanan kesehatan terdekat.
"Vaksinasi ini gratis ya di posyandu, puskesmas, serta layanan kesehatan yang ditunjuk dan ketersediaan vaksin lebih dari cukup. Jadi saya minta ibu-ibu dapat memanfaatkan situasi sekarang dengan baik agar anak sehat," katanya.
Fadia Arafiq mengatakan kepada para lurah, camat, serta organisasi perangkat daerah dapat melakukan pendekatan ke masyarakat dan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran para orang tua tentang pentingnya imunisasi bagi balita dan utamanya adalah balita usia 1 sampai 3 tahun.
"Semua ini, kami lakukan untuk mencapai eliminasi penyakit campak dan rubella. Kemudian juga untuk mempertahankan Indonesia bebas dari polio dan mencapai eradikasi polio global 2026, dan mencegah terjadinya kasus luar biasa penyakit difteri," katanya.***3***
Baca juga: Kemenkes: Penurunan cakupan imunisasi picu beban ganda pandemi
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa pada kegiatan program ini akan dilakukan pemberian imunisasi campak (Measles) dan Rubella (MR) pada balita yang berumur 9 bulan hingga 59 bulan.
"Selain itu, juga akan dilaksanakan Imunisasi Kejar OPV, DPT-HB-Hib dan IPV yaitu untuk pencegahan penyakit polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan haemophilus influenza tipe B dengan sasaran balita umur 12 bulan hingga 59 bulan," katanya.
Menurut dia, pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Nasional tersebut karena dengan menurunnya kasus COVID-19 di daerah tersebut.
Selama 2 tahun terakhir ini, lanjut dia, pemerintah menghentikan kegiatan imunisasi secara keseluruhan karena saat itu kasus COVID-19 masih cukup tinggi.
Baca juga: Kemendagri: Pemda harus perhatikan strategi pelaksanaan BIAN
"Saat pandemi COVID-19, orang tua yang ingin melakukan vaksinasi anak harus pergi ke puskesmas dan rumah sakit. Akan tetapi, sekarang kegiatan vaksinasi secara massal bisa dilakukan karena kondisinya sudah normal," katanya.
Dia minta para orang tua dapat memanfaatkan kegiatan program imunisasi tersebut agar anaknya mendapatkan imunisasi pada layanan kesehatan terdekat.
"Vaksinasi ini gratis ya di posyandu, puskesmas, serta layanan kesehatan yang ditunjuk dan ketersediaan vaksin lebih dari cukup. Jadi saya minta ibu-ibu dapat memanfaatkan situasi sekarang dengan baik agar anak sehat," katanya.
Fadia Arafiq mengatakan kepada para lurah, camat, serta organisasi perangkat daerah dapat melakukan pendekatan ke masyarakat dan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran para orang tua tentang pentingnya imunisasi bagi balita dan utamanya adalah balita usia 1 sampai 3 tahun.
"Semua ini, kami lakukan untuk mencapai eliminasi penyakit campak dan rubella. Kemudian juga untuk mempertahankan Indonesia bebas dari polio dan mencapai eradikasi polio global 2026, dan mencegah terjadinya kasus luar biasa penyakit difteri," katanya.***3***
Baca juga: Kemenkes: Penurunan cakupan imunisasi picu beban ganda pandemi
Pewarta: Kutnadi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: