Berlin (ANTARA) - Pembangkit listrik Mehrum di Jerman kembali beroperasi karena krisis pasokan gas saat ini, menjadi pembangkit listrik tenaga batu bara pertama di negara itu yang melakukannya, kata sumber di pembangkit tersebut pada Senin (1/8).

Pembangkit yang sebelumnya dalam mode cadangan, telah beroperasi sejak Minggu (31/7) tengah hari waktu setempat, kata direktur pelaksana Kraftwerk Mehrum, Armin Fieber kepada Xinhua. Pembangkit ini memiliki kapasitas sekitar 270 megawatt.

Jerman adalah satu-satunya negara industri yang menghentikan penggunaan batu bara dan energi nuklir secara bertahap. Tetapi karena aliran gas dari Rusia melalui pipa Nord Stream 1 yang penting secara strategis telah dikurangi menjadi 20 persen, pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan untuk menghentikan penghentian nuklir negara itu dan mempersiapkan undang-undang lebih lanjut untuk membawa kembali pembangkit listrik berbahan bakar lignit ke pasar listrik.

Peraturan penghematan gas saat ini sedang dipersiapkan untuk mencegah "pembangkitan listrik yang tidak perlu dari gas alam," Kementerian Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim (BMWK) mengumumkan baru-baru ini. Ini "akan mulai berlaku ketika menjadi jelas bahwa lebih banyak penghematan gas diperlukan dalam pembangkit listrik," kata kementerian itu.

Untuk mempersiapkan musim dingin yang akan datang, para menteri energi Uni Eropa (UE) pada Selasa menyepakati target penghematan sukarela sebesar 15 persen dibandingkan dengan konsumsi rata-rata suatu negara selama lima tahun terakhir, hingga akhir Maret 2023.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan tidak ada kekurangan gas," kata Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman Robert Habeck. "Kita harus menghemat energi dan mencari sumber alternatif."

Baca juga: Jerman hadapi risiko resesi karena krisis gas Rusia semakin dalam

Baca juga: Jerman umumkan peringatan dini kemungkinan krisis pasokan gas Rusia