Satpolair: Satu meninggal akibat kecelakaan laut di Jember
1 Agustus 2022 21:43 WIB
Nelayan dan warga membawa jenazah korban yang meninggal dunia setelah perahunya terbalik dihantam ombak di perairan Plawangan Puger, Kabupaten Jember, Senin (1/8/2022). ANTARA/HO-Satpolair Jember
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Jember AKP M. Na'i mengatakan satu orang nelayan meninggal dunia dan dua nelayan lainnya mengalami luka-luka akibat kecelakaan laut di perairan laut selatan Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
"Sebuah perahu jukung yang ditumpangi satu nakhoda dan dua nelayan terbalik dihantam ombak setinggi 2 meter di perairan Plawangan Puger," katanya saat dikonfirmasi per telepon di Jember.
Menurutnya korban meninggal yakni nakhoda bernama Hanafi (50) warga Desa Pugerkulon, Kecamatan Puger yang mengalami luka pendarahan di bagian kepala, sehingga meninggal dunia di tempat kejadian musibah.
"Dua nelayan yang selamat yakni Ahmad Nur (55) dan Agil Jubran (17), keduanya warga Desa Pugerkulon yang mengalami luka-luka di bagian kepala, kaki, dan tangan, sehingga masih dirawat di Puskesmas Puger," tuturnya.
Baca juga: Tim gabungan evakuasi mayat dalam kecelakaan laut di Teluk Balikpapan
Baca juga: Perahu motor cepat jurusan Tarakan-KTT terbakar
Ia menjelaskan kronologis kejadiannya ketiga korban menggunakan perahu jenis jukung yang bertuliskan Aliya hendak melaut mencari ikan dan sesampai-nya di perairan Plawangan Puger tiba-tiba ombak besar datang dengan ketinggian 2 meter.
"Perahu jukung tersebut dihantam ombak, sehingga terbalik dan menghantam pemecah ombak di Plawangan Puger. Ketiga korban sempat hanyut di sekitar lokasi," ungkapnya.
Warga yang mengetahui kejadian itu segera menghubungi Kantor Satpolair agar dilakukan pertolongan dan mengevakuasi ketiga korban perahu terbalik tersebut.
"Kami segera melakukan pertolongan, namun satu orang yang juga nakhoda perahu meninggal dunia karena hanyut terhantam pemecah ombak (breakwater) dan dua orang ABK selamat," ujarnya.
Na'i menjelaskan semua korban berhasil dievakuasi dan kedua korban selamat juga dilarikan ke Puskesmas Puger untuk mendapat pertolongan karena mengalami luka-luka di bagian tubuhnya.
"Kami mengimbau agar nelayan meningkatkan kewaspadaan-nya terhadap ancaman gelombang tinggi saat melaut dan diimbau tidak melaut saat cuaca buruk demi keselamatan mereka sendiri," katanya.
"Sebuah perahu jukung yang ditumpangi satu nakhoda dan dua nelayan terbalik dihantam ombak setinggi 2 meter di perairan Plawangan Puger," katanya saat dikonfirmasi per telepon di Jember.
Menurutnya korban meninggal yakni nakhoda bernama Hanafi (50) warga Desa Pugerkulon, Kecamatan Puger yang mengalami luka pendarahan di bagian kepala, sehingga meninggal dunia di tempat kejadian musibah.
"Dua nelayan yang selamat yakni Ahmad Nur (55) dan Agil Jubran (17), keduanya warga Desa Pugerkulon yang mengalami luka-luka di bagian kepala, kaki, dan tangan, sehingga masih dirawat di Puskesmas Puger," tuturnya.
Baca juga: Tim gabungan evakuasi mayat dalam kecelakaan laut di Teluk Balikpapan
Baca juga: Perahu motor cepat jurusan Tarakan-KTT terbakar
Ia menjelaskan kronologis kejadiannya ketiga korban menggunakan perahu jenis jukung yang bertuliskan Aliya hendak melaut mencari ikan dan sesampai-nya di perairan Plawangan Puger tiba-tiba ombak besar datang dengan ketinggian 2 meter.
"Perahu jukung tersebut dihantam ombak, sehingga terbalik dan menghantam pemecah ombak di Plawangan Puger. Ketiga korban sempat hanyut di sekitar lokasi," ungkapnya.
Warga yang mengetahui kejadian itu segera menghubungi Kantor Satpolair agar dilakukan pertolongan dan mengevakuasi ketiga korban perahu terbalik tersebut.
"Kami segera melakukan pertolongan, namun satu orang yang juga nakhoda perahu meninggal dunia karena hanyut terhantam pemecah ombak (breakwater) dan dua orang ABK selamat," ujarnya.
Na'i menjelaskan semua korban berhasil dievakuasi dan kedua korban selamat juga dilarikan ke Puskesmas Puger untuk mendapat pertolongan karena mengalami luka-luka di bagian tubuhnya.
"Kami mengimbau agar nelayan meningkatkan kewaspadaan-nya terhadap ancaman gelombang tinggi saat melaut dan diimbau tidak melaut saat cuaca buruk demi keselamatan mereka sendiri," katanya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022
Tags: