BI proyeksi pertumbuhan ekonomi RI triwulan II capai 5,05 persen
1 Agustus 2022 19:56 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 202 di Jakarta, Senin (1/8/2022). ANTARA/Agatha Olivia Victoria
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 mencapai 5,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
"Di triwulan dua kenapa membaik karena konsumsi swasta itu terus meningkat sejak bulan Ramadhan," ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 202 di Jakarta, Senin.
Sejak Ramadhan, sambung dia, mobilitas masyarakat semakin baik dan meningkatkan konsumsi swasta. Selain itu, terdapat pula kinerja ekspor yang cukup baik dan dorongan dari kebijakan fiskal yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Ke depan, pertumbuhan ekonomi pun diperkirakan masih akan membaik di triwulan ketiga tahun ini, sebagai lanjutan dari perbaikan di triwulan II 2022.
Meski sudah membaik, Perry berpendapat perekonomian Indonesia belum benar-benar pulih karena konsumsi swasta baru mulai menggeliat di bulan Ramadhan sehingga momentum pertumbuhan ekonomi masih perlu dijaga.
Dengan pertimbangan ekonomi yang masih dalam fase peningkatan dan inflasi inti yang masih rendah, BI pun memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubenur (RDG) bulan Juli 2022.
"BI terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter yang diperlukan baik melalui stabilisasi nilai tukar rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga," tegasnya.
Maka dari itu, dirinya menekankan BI tidak terpengaruh dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed dalam mengambil keputusan perubahan suku bunga acuan BI, meski tetap akan mempertimbangkan sentimen tersebut.
Baca juga: BI: Inflasi pangan bakal turun mulai Agustus didorong kenaikan pasokan
Baca juga: Ekonom perkirakan ekonomi tumbuh 4,75 persen di kuartal II 2022
Baca juga: BI catat terdapat modal asing Rp4,60 triliun masuk RI dalam sepekan
"Di triwulan dua kenapa membaik karena konsumsi swasta itu terus meningkat sejak bulan Ramadhan," ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 202 di Jakarta, Senin.
Sejak Ramadhan, sambung dia, mobilitas masyarakat semakin baik dan meningkatkan konsumsi swasta. Selain itu, terdapat pula kinerja ekspor yang cukup baik dan dorongan dari kebijakan fiskal yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Ke depan, pertumbuhan ekonomi pun diperkirakan masih akan membaik di triwulan ketiga tahun ini, sebagai lanjutan dari perbaikan di triwulan II 2022.
Meski sudah membaik, Perry berpendapat perekonomian Indonesia belum benar-benar pulih karena konsumsi swasta baru mulai menggeliat di bulan Ramadhan sehingga momentum pertumbuhan ekonomi masih perlu dijaga.
Dengan pertimbangan ekonomi yang masih dalam fase peningkatan dan inflasi inti yang masih rendah, BI pun memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubenur (RDG) bulan Juli 2022.
"BI terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter yang diperlukan baik melalui stabilisasi nilai tukar rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga," tegasnya.
Maka dari itu, dirinya menekankan BI tidak terpengaruh dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed dalam mengambil keputusan perubahan suku bunga acuan BI, meski tetap akan mempertimbangkan sentimen tersebut.
Baca juga: BI: Inflasi pangan bakal turun mulai Agustus didorong kenaikan pasokan
Baca juga: Ekonom perkirakan ekonomi tumbuh 4,75 persen di kuartal II 2022
Baca juga: BI catat terdapat modal asing Rp4,60 triliun masuk RI dalam sepekan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: