Sri Mulyani: Inflasi Indonesia 4,94 persen masih relatif moderat
1 Agustus 2022 18:04 WIB
Tangkapan layar - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/8/2022). ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyebutkan inflasi Indonesia yang sebesar 4,94 persen (yoy) pada Juli 2022 masih relatif moderat di tengah tingginya tekanan global.
“Inflasi Indonesia 4,94 persen (yoy) masih relatif moderat,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani menjelaskan laju inflasi Indonesia menunjukkan tren meningkat disebabkan dari sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga-harga komoditas dunia dan gangguan pasokan di domestik.
Laju inflasi pada Juli 2022 yang tercatat 4,94 persen (yoy) meningkat dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 4,35 persen (yoy) maupun posisi akhir triwulan I yang masih sebesar 2,64 persen (yoy).
Meski demikian, inflasi inti tetap terjaga pada tingkat 2,86 persen (yoy) karena didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga ekspektasi inflasi Indonesia.
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup melemah, dipicu tren naik inflasi domestik
Baca juga: KSSK: Stabilitas sistem keuangan terjaga di tengah tekanan global
Sinergi pengendalian inflasi dilakukan oleh Bank Indonesia bersama pemerintah termasuk dengan meningkatkan koordinasi dalam forum tim pengendalian inflasi pemerintah pusat maupun daerah.
Sementara inflasi kelompok volatile food mengalami kenaikan terutama akibat tingginya harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca. Untuk inflasi pada kelompok administered price dipengaruhi oleh kenaikan harga tiket angkutan udara.
Di sisi lain, tekanan inflasi akibat harga energi global yang sangat tinggi tidak tertransmisikan ke dalam negeri pada administered price harga minyak gas dan listrik.
Hal tersebut merupakan hasil dari kebijakan pemerintah untuk mempertahankan harga jual energi domestik melalui kenaikan subsidi listrik serta energi BBM dan LPG yang dialokasikan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berbagai langkah itu juga membuat tingkat inflasi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara peers selevel Indonesia seperti Thailand 7,7 persen, India 7 persen, dan Filipina 6,1 persen.
Baca juga: BPS: Tejadi inflasi 0,64 persen pada Juli 2022
Baca juga: BPS: Cabai merah hingga bawang merah picu inflasi Juli 2022
“Inflasi Indonesia 4,94 persen (yoy) masih relatif moderat,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani menjelaskan laju inflasi Indonesia menunjukkan tren meningkat disebabkan dari sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga-harga komoditas dunia dan gangguan pasokan di domestik.
Laju inflasi pada Juli 2022 yang tercatat 4,94 persen (yoy) meningkat dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 4,35 persen (yoy) maupun posisi akhir triwulan I yang masih sebesar 2,64 persen (yoy).
Meski demikian, inflasi inti tetap terjaga pada tingkat 2,86 persen (yoy) karena didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga ekspektasi inflasi Indonesia.
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup melemah, dipicu tren naik inflasi domestik
Baca juga: KSSK: Stabilitas sistem keuangan terjaga di tengah tekanan global
Sinergi pengendalian inflasi dilakukan oleh Bank Indonesia bersama pemerintah termasuk dengan meningkatkan koordinasi dalam forum tim pengendalian inflasi pemerintah pusat maupun daerah.
Sementara inflasi kelompok volatile food mengalami kenaikan terutama akibat tingginya harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca. Untuk inflasi pada kelompok administered price dipengaruhi oleh kenaikan harga tiket angkutan udara.
Di sisi lain, tekanan inflasi akibat harga energi global yang sangat tinggi tidak tertransmisikan ke dalam negeri pada administered price harga minyak gas dan listrik.
Hal tersebut merupakan hasil dari kebijakan pemerintah untuk mempertahankan harga jual energi domestik melalui kenaikan subsidi listrik serta energi BBM dan LPG yang dialokasikan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berbagai langkah itu juga membuat tingkat inflasi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara peers selevel Indonesia seperti Thailand 7,7 persen, India 7 persen, dan Filipina 6,1 persen.
Baca juga: BPS: Tejadi inflasi 0,64 persen pada Juli 2022
Baca juga: BPS: Cabai merah hingga bawang merah picu inflasi Juli 2022
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: