"Rutin setiap bulan anak balita warga Badui yang positif stunting menerima program PMTA itu," kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Dede Hardiansyah di Lebak, Senin.
Petugas bidan dan kader di sembilan posyandu di kawasan Badui terus mengoptimalkan penyuluhan serta sosialisasi untuk mewujudkan kesehatan balita dan ibu.
Baca juga: Balita Badui alami stunting capai 135 orang
Baca juga: Pemkab Lebak ajak warga gemar konsumsi ikan percepat atasi stunting
"Kami menyalurkan bantuan program PMTA itu agar mereka terbebas dari stunting," katanya menjelaskan.
Menurut dia, saat ini, jumlah Balita di pemukiman kawasan Badui tercatat 706 anak dan berdasarkan hasil penimbangan Maret 2022 teridentifikasi positif stunting 12 anak.
Di sisi lain, pihaknya masih alami kendala karena banyak balita di Badui yang tinggal di luar Kecamatan Leuwidamar ikut orang tua berladang.
Karena itu, bidan desa dan kader posyandu tersebut melakukan pemeriksaan kesehatan dan penimbangan jika ada kegiatan ritual adat di kawasan pemukiman Badui.
Sebab, dipastikan mereka warga Badui yang ada di ladang kembali ke perkampungan pemukiman Badui yang tersebar di 58 kampung.
"Kami juga melakukan vaksinasi terhadap balita agar tidak stunting," katanya menjelaskan.
Koordinator Relawan Sahabat Indonesia Muhammad Arif Kirdiat mengatakan belum lama ini merujuk balita Badui ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Banten, untuk mendapatkan perawatan medis, karena mengidap penyakit tifus.
"Pasien itu bernama Bohani (7) warga Kampung Batu Beulah Rt02/Rw 13 Desa Kanekes, Kabupaten Lebak dengan berat badan 11 kilogram dan masuk kategori stunting, " katanya.*
Baca juga: 6.495 anak balita di Lebak teridentifikasi kerdil
Baca juga: Balita Badui alami stunting capai 135 orang