Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, menyampaikan skema mekanisme struktur kredit SLL dengan jangka waktu lima tahun di industri agri-food merupakan yang pertama dilakukan BNI, sebagai komitmen untuk terus mendorong potensi perbankan hijau seiring tren peningkatan investasi bisnis berkelanjutan.
Dengan ditandatanganinya perjanjian kredit antara BNI dan Japfa, perseroan berharap dapat terus mendorong perubahan menuju masa depan kegiatan usaha yang berkelanjutan serta kerja sama bisnis yang menyeluruh antara kedua pihak.
“Kami mengapresiasi Japfa yang mau bekerja sama dengan BNI dalam pengembangan segmen perbankan hijau. Kami harap bisnis Japfa dapat berkembang dengan menggunakan skema pembiayaan ini, bahkan diharapkan ini bisa menjadi acuan bagi mitra kami lainnya dalam mengembangkan bisnisnya ke arah yang lebih berkelanjutan,” kata Silvano.
Hingga akhir Juni 2022, pembiayaan BNI pada segmen hijau telah mencapai Rp176,6 triliun atau sebesar 28,6 persen dari total kredit, dimana seluruh pembiayaan tersebut diperuntukkan bagi industri yang menghasilkan produk atau jasa yang berdampak positif terhadap lingkungan hidup.
Pembiayaan hijau BNI utamanya diberikan untuk kebutuhan pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM senilai Rp117,9 triliun dan selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau sebesar Rp16,1 triliun, energi baru terbarukan Rp12 triliun, pengelolaan polusi Rp 7,2 triliun, serta pengelolaan air dan limbah Rp 23,4 triliun.
Dalam pembiayaan kepada Japfa, BNI menetapkan indikator kinerja utama lingkungan terkait dengan pencapaian target keberlanjutan yang ditujukan untuk meminimalkan dampak pencemaran air. Produksi air bersih melalui pengelolaan, pengolahan dan/atau daur ulang serta pemanfaatan air limbah dapat meningkatkan sirkulasi air dan mengurangi pengambilan air tanah.
Silvano menyebutkan BNI juga akan mencari potensi pembiayaan rantai nilai perusahaan, manajemen kas, saluran pembayaran, pembiayaan rantai pasok, pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) ke para mitra, serta produk konsumer karyawan baik penghimpunan dana maupun penyaluran pinjaman.
“Tentunya semua produk perbankan kami dilengkapi dengan solusi digital yang solid bagi Japfa. Kami pun proaktif melakukan transformasi digital BNI guna menyuguhkan layanan yang terbaik,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Japfa Leo Handoko mengatakan kerja sama strategis ini akan menjadi katalis tambahan perseroan untuk mencapai target keberlanjutan. Japfa pun telah melaksanakan Life Cycle Assessment (LCA) yang dimulai sejak 2019.
LCA adalah penilaian formal berbasis sains dari siklus produksi perseroan yang terintegrasi secara vertikal dari pakan hingga produk ayam yang dijual. Berdasarkan LCA, pengolahan air limbah dan pengelolaan air telah diidentifikasi sebagai area fokus utama di mana dampak positif dapat dibuat.
Ia menyampaikan bahwa fasilitas SLL telah mendapatkan sertifikasi second party opinion/SPO dari Moody’s ESG Solutions dengan opini fully aligned, yang berarti telah sesuai dengan lima kompetensi inti prinsip-prinsip Sustainability Linked Loan Principles (SLLP) 2022.
Baca juga: Tangkap peluang pasar, BNI dinilai tepat terapkan "green banking"
Baca juga: Kredit BNI tumbuh 8,9 persen jadi Rp620,42 triliun di semester I
Baca juga: BNI cetak laba bersih Rp8,8 triliun di semester I-2022