"Alhamdulilah, ini menjadi komitmen TNI AL atas arahan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono agar penghijaun di pesisir pantai dilakukan mendukung program Kementerian LKH," kata Komandan Lanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Herbiyantoko, M.Tr. Hanla di Banjarmasin, Minggu.
Kawasan bibir pantai di pesisir Desa Sungai Bakau, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut menjadi sasaran penanaman kembali kawasan hutan bakau atau mangrove guna menyerap karbondioksida (CO2) dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
Herbiyantoko menyebut perluasan mangrove begitu penting dilakukan saat ini, di samping upaya konservasi kawasan hutan lainnya.
Apalagi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan mendata ada 40 ribu hektare kawasan hutan bakau di Kalsel sangat potensial mendukung serapan karbondioksida yang menyebabkan pemanasan global.
Baca juga: Unhas tuan rumah Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Regional Sulawesi
Danlanal pun mengajak masyarakat untuk bisa menjaga ekosistem mangrove sebagai bentuk pertahanan alami pantai terhadap gelombang dan erosi air laut.
Menurutnya, kepedulian dan sinergi semua pihak jadi kunci keberhasilan pelestarian lingkungan di kawasan pesisir yang menjadi urat nadi masyarakat nelayan dan sektor maritim lainnya.
"Mangrove bisa dikembangkan juga untuk objek wisata alam sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat maritim," ujarnya.
FoLU Net Sink 2030 merupakan salah satu langkah nyata yang dilakukan Indonesia untuk mencapai target iklim yang sudah ditetapkan yaitu penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Indonesia FoLU Net Sink 2030 sendiri telah ditetapkan lewat keluarnya Keputusan Menteri LHK Nomor 168 tahun 2022 tentang FoLU Net Sink 2030 pada Februari 2022. Dengan ketetapan itu, berbagai upaya dilakukan agar serapan emisi di sektor FoLU berimbang atau lebih besar dari tingkat emisi yang dihasilkan.