Jakarta (ANTARA) - Produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) China NIO sedang membangun pabrik luar negeri pertamanya di Hongaria, seperti disampaikan Wakil Presiden NIO Eropa Zhang Hui bersama Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria Peter Szijjarto dalam sebuah acara pers pada Jumat (29/7) di Budapest.

Pabrik baru seluas 10.000 meter persegi tersebut akan terletak di Biatorbagy, sekitar 20 km di sebelah barat Budapest. NIO menyampaikan bahwa seluruh jaringan Eropanya akan dipasok dari stasiun-stasiun penukaran baterai yang dibangun di pabrik barunya di Hongaria ini, yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada September mendatang.

Stasiun-stasiun penukaran baterai NIO yang terkenal itu tidak mengisi ulang baterai yang telah habis dayanya, melainkan menggantinya dengan baterai yang telah terisi penuh. Hal ini memangkas waktu yang diperlukan untuk mengisi daya ke kendaraan listrik menjadi seperti mengisi bensin ke mobil berbahan bakar minyak.

Dalam jangka panjang, pabrik ini akan diperluas menjadi pusat layanan serta penelitian dan pengembangan (litbang), yang memberikan pelayanan pascapenjualan, pelatihan bisnis, serta penelitian dan pengembangan teknis terkait stasiun penukaran baterai.
Szijjarto mengatakan bahwa pemerintah Hongaria mendukung investasi ini dengan menggelontorkan dana sebesar 1,7 miliar forint (1 forint Hongaria = Rp37,53). (Xinhua)


"Revolusi otomotif listrik menjadi proses paling menentukan bagi perekonomian dunia, dan laju revolusi saat ini ditentukan oleh Dunia Timur, sehingga terdapat persaingan serius untuk investasi terkait," kata Szijjarto.

Dia juga menyampaikan bahwa perekonomian Hongaria terutama didasarkan pada industri otomotif, dengan sektor ini menyumbangkan hampir sepertiga output manufaktur negara kecil di Eropa Tengah itu.

"Itulah mengapa upaya menarik sebanyak mungkin investasi yang berkaitan dengan transisi ke (kendaraan) listrik menjadi sangat penting," ujar Szijjarto.

Pemimpin diplomasi Hongaria itu juga mengatakan bahwa hubungan Hongaria-China stabil, terprediksi, dan didasarkan pada sikap saling menghormati. Szijjarto juga menyampaikan total 20 perusahaan besar China telah berinvestasi di Hongaria selama tiga tahun terakhir.

Zhang mengatakan bahwa selain dukungan kuat dan antusiasme dari pemerintah Hongaria, NIO memilih untuk membangun pabriknya di Hongaria karena tenaga kerjanya yang terlatih, terutama di bidang litbang, pandangan yang terbuka terhadap teknologi baru, fleksibilitas dalam bisnis, serta infrastruktur yang sangat baik.

Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, Zhang mengatakan bahwa keputusan untuk membangun pabrik di Hongaria sangat penting bagi strategi globalisasi NIO. Target NIO adalah menjadi perusahaan dengan tingkat kepuasan pengguna tertinggi di dunia. Pembangunan dan pengoperasian pabrik Hongaria akan membantu NIO meningkatkan layout pasarnya di Eropa, mendorong efisiensi layanan, serta menghadirkan pengalaman bermobil yang lebih baik bagi pengguna Eropa.

Menurut Zhang, menyusul masuknya NIO ke pasar Norwegia pada 2021, produk dan layanan sistem penuh NIO akan secara resmi diluncurkan di Jerman, Belanda, Swedia, dan Denmark pada tahun ini. Pabrik baru di Hongaria ini akan membantu NIO dalam pembangunan stasiun-stasiun penukaran baterai dan persiapan untuk menyediakan layanan penukaran baterai bagi pengguna di negara-negara tersebut.
Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria Peter Szijjarto mengatakan bahwa pemerintah Hongaria mendukung investasi ini dengan menggelontorkan dana sebesar 1,7 miliar forint. (Xinhua)