Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menyiapkan strategi dalam upaya peningkatan produksi gula konsumsi melalui pola ekstensifikasi maupun intensifikasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo memerintahkan untuk mempersiapkan berbagai langkah untuk memenuhi kebutuhan gula nasional sesegera mungkin.

"Bapak Presiden men-challenge bahwa kita punya lahan masih cukup tersedia. Kita punya kemampuan untuk menghadirkan varietas yang bagus, bahkan beliau sudah mempersiapkan permodalan dalam skema KUR," kata Mentan.

Untuk diketahui, produksi gula nasional pada tahun 2021 mencapai 2,35 juta ton atau naik 10,3 persen dari produksi tahun 2020 yang sebesar 2,13 juta ton.

Produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk penuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton. Dengan demikian, masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850.000 ton gula kristal putih (GKP).

Upaya mengejar kebutuhan gula konsumsi nasional, kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alam Syah, pihaknya menyiapkan lima strategi.

Strategi tersebut, yaitu identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan HGU yang telantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dan petani tebu.

"Ke depan, untuk memenuhi kekurangan 850.000 ton, kami akan melakukan penanaman lahan baru seluas 75.000 hektare dengan pemanfaatan lahan Perhutani ataupun pada lahan HGU yang terbengkalai," kata Andi.

Selain penanaman, lanjut dia, pendekatan intensifikasi melalui bongkar ratoon seluas 75.000 hektare dan rawat ratoon seluas 125.000 hektare.

"Dari perluasan, bongkar dan rawat ratoon tersebut, mampu memberikan tambahan produksi serta menaikkan produktivitas sehingga kekurangan sebesar 850.000 ton GKP tersebut dapat terpenuhi," katanya.

Baca juga: Pengamat: Food Estate dinilai bisa atasi penyusutan lahan pertanian
Baca juga: Delegasi G20 dukung tiga isu pokok bidang pertanian usulan Indonesia