Menteri Arifin tinjau progres pembangunan Smelter Freeport di Gresik
29 Juli 2022 17:44 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif (kiri) didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas saat meninjau progres pembangunan Smelter Freeport yang berlokasi di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (29/7). (ANTARA/Zabur Karuru)
Gresik (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif meninjau progres pembangunan Smelter Freeport yang berlokasi di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat.
Dalam kunjungan itu, Menteri Arifin melihat langsung lokasi proyek seluas 100 hektare dengan didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.
"Progresnya saya lihat terukur, dan kini sudah mencapai 34,9 persen, dengan biaya yang sudah dikeluarkan lebih dari 1 miliar dolar AS. Ditargetkan sampai akhir tahun ini progresnya bisa mencapai 50 persen," kata Menteri Arifin di Gresik, Jumat.
Ia mengatakan, pemerintah akan terus mendorong percepatan pembangunan, salah satu upayanya adalah dengan adanya pengaturan mengenai pertambangan, serta regulasi mengenai keharusan hilirisasi.
Baca juga: Menteri Arifin pastikan proyek Jambaran Tiung Biru segera beroperasi
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengakui progres pembangunan saat ini sudah cukup bagus, dan melebihi dari yang telah ditargetkan, yakni mencapai 34,9 persen.
Diharapkan, hingga akhir tahun 2022 progres pembangunan Smelter Freeport bisa mencapai 50 persen, dengan biaya yang dikeluarkan sekitar 1,5 miliar dolar AS.
"Untuk sekarang yang sudah kami kerjakan adalah beberapa pailing (pondasi tiang pancang) telah terpasang, yakni mencapai 11 ribu dari total 16 ribu pailing atau 65 persen, dengan kongkret pouring mencapai 20 ribu meter kubik, dari rencana total sekitar 220 ribu meter kubik," katanya.
Ia mengatakan, aktivitas pembangunan hingga kini terus dilakukan secara intensif, dengan perusahaan kontraktor PT Ciyoda International Indonesia (CII) yang fokus pemadatan lahan, serta dibantu Adhi Karya, serta beberapa kontraktor lokal lainnya.
Ia menargetkan, kontruksi fisik pembangunan Smelter Freeport rampung secara total pada akhir tahun 2023, dan hal itu bukan hanya Smelter Manyar namun ekspansi PT Smelting yang akan ditambah sebesar 300 ribu ton.
"Untuk mulai produksi, kami rencanakan pada Mei 2024," kata Tony, menjelaskan.
Baca juga: Menteri ESDM tekankan komitmen RI bertransisi menuju energi bersih
Tony mengakui, dalam menjalankan progres pembangunan Smelter Freeport di Gresik, ia mendapati tantangan utama di lapangan yakni situasi COVID-19 yang membuat pekerjaan terhenti karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Namun, dengan penjadwalan ulang yang telah disepakati bersama, kini proyek Smelter tembaga singel line terbesar di dunia telah kembali ke jalur progres semula.
"Kami yakni proyek ini akan mampu selesai sesuai target, meski jadwalnya cukup ketat, sesuai dengan yang disepekati Kementerian ESDM," kata Tony, optimistis.
Dalam kunjungan itu, Menteri Arifin melihat langsung lokasi proyek seluas 100 hektare dengan didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.
"Progresnya saya lihat terukur, dan kini sudah mencapai 34,9 persen, dengan biaya yang sudah dikeluarkan lebih dari 1 miliar dolar AS. Ditargetkan sampai akhir tahun ini progresnya bisa mencapai 50 persen," kata Menteri Arifin di Gresik, Jumat.
Ia mengatakan, pemerintah akan terus mendorong percepatan pembangunan, salah satu upayanya adalah dengan adanya pengaturan mengenai pertambangan, serta regulasi mengenai keharusan hilirisasi.
Baca juga: Menteri Arifin pastikan proyek Jambaran Tiung Biru segera beroperasi
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengakui progres pembangunan saat ini sudah cukup bagus, dan melebihi dari yang telah ditargetkan, yakni mencapai 34,9 persen.
Diharapkan, hingga akhir tahun 2022 progres pembangunan Smelter Freeport bisa mencapai 50 persen, dengan biaya yang dikeluarkan sekitar 1,5 miliar dolar AS.
"Untuk sekarang yang sudah kami kerjakan adalah beberapa pailing (pondasi tiang pancang) telah terpasang, yakni mencapai 11 ribu dari total 16 ribu pailing atau 65 persen, dengan kongkret pouring mencapai 20 ribu meter kubik, dari rencana total sekitar 220 ribu meter kubik," katanya.
Ia mengatakan, aktivitas pembangunan hingga kini terus dilakukan secara intensif, dengan perusahaan kontraktor PT Ciyoda International Indonesia (CII) yang fokus pemadatan lahan, serta dibantu Adhi Karya, serta beberapa kontraktor lokal lainnya.
Ia menargetkan, kontruksi fisik pembangunan Smelter Freeport rampung secara total pada akhir tahun 2023, dan hal itu bukan hanya Smelter Manyar namun ekspansi PT Smelting yang akan ditambah sebesar 300 ribu ton.
"Untuk mulai produksi, kami rencanakan pada Mei 2024," kata Tony, menjelaskan.
Baca juga: Menteri ESDM tekankan komitmen RI bertransisi menuju energi bersih
Tony mengakui, dalam menjalankan progres pembangunan Smelter Freeport di Gresik, ia mendapati tantangan utama di lapangan yakni situasi COVID-19 yang membuat pekerjaan terhenti karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Namun, dengan penjadwalan ulang yang telah disepakati bersama, kini proyek Smelter tembaga singel line terbesar di dunia telah kembali ke jalur progres semula.
"Kami yakni proyek ini akan mampu selesai sesuai target, meski jadwalnya cukup ketat, sesuai dengan yang disepekati Kementerian ESDM," kata Tony, optimistis.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: