Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mendorong peningkatan kerjasama ekonomi dengan Korea Selatan dengan memaparkan kemudahan investasi di Indonesia.

“Indonesia juga terus berupaya untuk meningkatkan iklim investasi dan kemudahan berusaha di Indonesia melalui pengesahan UU Cipta Kerja,” ujar Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Arsjad menyampaikan bahwa hubungan kemitraan dan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan sudah lama terjalin dengan baik yang didukung oleh perjanjian ekonomi bilateral Indonesia - Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang diharapkan dapat selesai pada Agustus 2022.

“Penandatanganan IK-CEPA yang diperkuat dengan Omnibus Law, telah menghasilkan peningkatan signifikan sebesar hampir 40 persen bagi perdagangan kedua negara hingga menyentuh angka 18,4 miliar dolar AS pada tahun 2021, serta ditargetkan untuk mencapai 20 miliar dolar AS pada tahun 2022,” katanya.

Pada lawatannya ke Seoul, Korea Selatan tersebut, Arsjad bersama delegasi B20 Indonesia, turut memaparkan potensi ekonomi dan peluang investasi yang selaras dengan legacy yang dihasilkan oleh Presidensi B20 Indonesia.

Terdapat tiga sektor prioritas yang menjadi peluang kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan yang sejalan dengan agenda Presidensi G20-B20. Pertama, transisi energi berkelanjutan, mengingat Korea Selatan merupakan salah satu negara di Asia yang telah mengambil langkah maju dalam pembangunan infrastruktur energi bersih, baru dan terbarukan melalui pemanfaatan teknologi hijau dalam efisiensi konsumsi energi untuk pengurangan emisi rumah kaca.

Pemerintah Korea Selatan juga mengembangkan alternatif baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui green technology dan energi terbarukan. Sedangkan Indonesia yang telah memiliki komitmen Net Zero Emission, didukung oleh potensi sumber daya terbarukan sebesar 400 GW, baru memanfaatkan sebesar 10 GW saja. Dengan demikian, peluang kerjasama potensial antara dua negara akan mengakselerasi percepatan pertumbuhan green economy di kedua negara.

Kedua, potensi kerjasama kendaraan listrik melalui upaya percepatan proliferasi kendaraan listrik. Korea Selatan telah berinvestasi untuk pengembangan electric vehicle melalui perusahaan Hyundai di Indonesia. Hal itu menjadi peluang Indonesia dalam mengembangkan ekosistem end-to end, dari mulai produksi, baterai grade nikel hingga pembangunan infrastruktur pengisian daya.

Ketiga, sektor digital untuk mendorong percepatan penggunaan teknologi dan digitalisasi oleh UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Melalui kerjasama transfer teknologi serta investasi infrastruktur konektivitas bersama Korea Selatan, peluang UMKM Indonesia untuk masuk pasar Korea Selatan juga akan terbuka lebih besar.

Arsjad pun menegaskan bahwa Presidensi B20-G20 Indonesia berkomitmen mendorong penerapan prinsip perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan menguntungkan semua pihak.

“Lebih penting lagi, hal ini memberikan harapan dan optimisme baru bagi pemulihan ekonomi yang inklusif pasca pandemi di kawasan Asia,” tutur dia.

Baca juga: Kadin minta dukungan regulasi untuk transisi energi di industri

Baca juga: W20 Indonesia-KADIN dorong penguatan SDM perempuan