Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan penting untuk merumuskan dan meningkatkan program dan strategi pembangunan manusia agar bisa memaksimalkan manfaat bonus demografi dengan meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan penduduk.

"Seiring dengan meningkatnya jumlah usia non-produktif yang semakin tinggi pada 2045 juga berakhirnya bonus demografi Indonesia, kita perlu melakukan berbagai program dan strategi untuk mengantisipasi perubahan struktur penduduk di masa mendatang agar kualitas manusia Indonesia dapat menunjang dan berperan dalam pembangunan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam Webinar Memanfaatkan Bonus Demografi dalam Mengisi Pembangunan dan Memajukan Bangsa diikuti di Jakarta, Jumat.

Handoko menuturkan bonus demografi akan berakhir pada 2036 di mana saat itu jumlah penduduk produktif akan lebih kecil dibanding penduduk usia non-produktif.

Itu berarti Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan kualitas penduduk usia produktif agar dapat memberikan bonus pada pembangunan nasional pada masa-masa di mana usia produktif masih lebih besar dari usia non-produktif.

Baca juga: BRIN dorong peningkatan kualitas pendidikan majukan generasi muda

Ukuran kualitas penduduk mengacu pada capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu pendidikan, kesehatan dan pendapatan/ekonomi, yang harus menjadi ranah program dan strategi utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari bonus demografi.

Aspek kualitas dapat dilakukan dengan jaminan perlindungan sosial, salah satunya adalah peningkatan layanan kesehatan yang mudah diakses.

Handoko mengatakan salah satu strategi adalah dengan menggunakan pendekatan siklus kehidupan mulai dari program sejak 1.000 hari pertama kehidupan hingga lanjut usia.

"Sehingga bonus demografi dapat dan harus kita kaitkan dengan sisi peningkatan kualitas pendidikan dan juga sumber daya manusia di negara kita," ujarnya.

Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pengelolaan air majukan sektor pertanian

Pada kurun waktu 2015-2045, jumlah penduduk usia 7-18 tahun yaitu usia sekolah dasar dan sekolah menengah, akan terus bertambah semakin besar. Demikian juga dengan usia 19-23 tahun di mana pada usia tersebut mereka masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Untuk itu, Handoko mengatakan populasi pada rentang usia tersebut harus mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan sembari menjaga prinsip kesamaan akses pada pendidikan yang berkualitas pada seluruh pihak.

Ia menuturkan penting juga untuk membuat program pembangunan manusia melalui pembudayaan literasi dimulai dari keluarga, satuan pendidikan serta masyarakat umum.

Handoko berharap webinar tersebut dapat menjadi media dan platform bagi semua pihak untuk memahami problematika dari berbagai isu strategis saat ini, dan mencari solusi bagi masalah tersebut termasuk merumuskan kebijakan yang tepat terkait bonus demografi.

"Semoga kesempatan ini dapat dioptimalkan untuk mencari solusi yang komprehensif dalam merumuskan kebijakan yang tepat terkait bonus demografi sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan di negara kita," ujarnya.

Baca juga: BRIN: Teknologi irigasi hemat air tingkatkan produktivitas pertanian

Baca juga: BRIN intensifkan pengembangan teknologi rendah karbon