Jakarta (ANTARA) - Civil-20 (C20) menghimpun berbagai solusi dan masukan yang datang dari kelompok kerja berkaitan dengan isu kesehatan hingga kesetaraan gender untuk dijadikan rekomendasi kebijakan dalam KTT G20.

"Contoh yang disuarakan, pertama usulan di pokja yang mengangkat hal yang bisa disepakati internasional dan harus disepakati G20 terkait pekerja migran," kata Ketua C20 Indonesia Sugeng Bahagijo saat menjadi pembicara dalam Agenda C20 bertajuk "Policy Dialog Meeting" yang diikuti dari YouTube C20 di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan masukan terhadap isu pekerja migran meliputi dorongan untuk menurunkan biaya remitasi yang relatif mahal.

"Harus diturunkan dari level 12-13 persen jadi level 6 persen," katanya.

Selain isu ketenagakerjaan, Pokja C20 juga mendorong agar Forum G20 ikut menyuarakan ruang demokrasi sehingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan bisa dijamin.

"Selain itu ada juga usulan pajak dan keuangan, Pokja Transisi Energi Lingkungan Hidup dan Pokja Kesetaraan Gender yang menyoroti tentang persoalan disabilitas dan kesetaraan gender," katanya.

Sugeng mengatakan C20 turut menyuarakan hak penyandang disabilitas karena persoalan tersebut di seluruh dunia belum teratasi secara optimal.

"Termasuk menyuarakan kepentingan negara miskin dari ketimpangan vaksin dan pulih dari pandemi," katanya.

Baca juga: Ketua C20: Civil 20 punya solusi yang diinginkan dan nyata

Ia mengatakan masukan tersebut disampaikan oleh 285 Tata Kelola Civil Society Organizations (CSOs) yang terlibat dalam kelompok kerja di bawah C20 mewakili 65 negara di belahan selatan dan barat.

"Agenda hari ini adalah tahap pertengahan sebelum puncak acara C20 di Oktober 2022. Sejak Maret 2022, C20 melakukan kickoff meeting dan sampai saat ini sudah banyak yang dikerjakan oleh Pokja termasuk di antaranya menyusun dokumen policy (kebijakan) melalui konsultasi dalam dan luar negeri serta koordinasi dengan pokja di dalam G20," katanya.

Kegiatan Agenda C20 bertajuk "Policy Dialog Meeting" dihadiri lebih dari 100 peserta perwakilan internasional maupun Indonesia. Sebanyak 112 orang lebih di antaranya hadir secara daring.

"Saya apresiasi G20 dan pemerintah Indonesia yang sudah sediakan kanal partisipasi sehingga C20 bisa suarakan isu penting dan usulan kebijakannya," katanya.

Baca juga: Civil 20 minta G20 beri perhatian hingga ke akar rumput
Baca juga: Pemimpin G20 diminta lebih perhatikan isu masyarakat sipil
Baca juga: Ketua C20 paparkan ciri multilateralisme yang responsif dan inklusif