Mendag Zulkifli dorong UMKM manfaatkan platform digital
28 Juli 2022 15:34 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan menjual produknya melalui platform digital agar dapat berkembang menjadi lebih bagus. ANTARA/Mansur
Serang (ANTARA) -
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menjual produknya melalui platform digital agar dapat berkembang menjadi lebih bagus.
"Mau atau tidak mau, bupati dan wali kota juga harus belajar platform digital," kata Zulkifli Hasan saat "Grand Opening sentra hasil bumi dan UMKM" di Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Serang, Kamis.
Penggunaan platform digital nantinya bupati dan wali kota dapat mempertemukan pelaku UMKM dan petani antara penjual dan pembeli sangat mudah sekali.
Sebab, kalau cari sendiri tentu sangat susah untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli
Dengan demikian, menteri, bupati dan wali kota dapat menyambungkan dan membina petani dan pelaku UMKM melalui platform digital untuk mendekatkan pemasaran.
Apalagi, katanya, tempat di sini kawasan sentra hasil bumi dan UMKM sangat menarik.
"Kita bisa saja mendatangkan artis tentu akan banyak pengunjung yang datang ke sini," katanya menjelaskan.
Lebih jauh Zulkifli Hasan mengatakan pemasaran digital perlu dikembangkan karena dirinya menjual ketela merah di Pasar Cicalengka Bandung memakai platform digital hingga omzetnya naik 9.600 kali.
Bayangkan besarnya omzet itu juga melalui pemasaran digital dapat memotong rantai distribusi, sehingga pasar langsung pembeli.
Ia mencontohkan, enam bulan lalu tanam ketela merah di lahan seluas 10 hektare dengan produksi panen sekitar 80 ton.
Namun, waktu panen penyakit lama 50 tahun lalu kembali tidak laku juga tidak ada yang pembelinya.
Sebetulnya, kata dia, bukan tidak laku, tetapi tidak tahu pembelinya itu.
Namun, dua bulan ke depan ada pengusaha ritel besar mau menampung ketela merah itu.
Berapa pun produksinya siap ditampung oleh pengusaha ritel besar karena sangat laku dijual di kafe-kafe.
Kondisi seperti itu, petani dan pembeli tidak menyambung, sehingga bupati dan wali kota harus belajar memakai platform digital untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli.
"Kami minta bupati dan wali kota dapat mengembangkan platform digital, sehingga menjadi pusat pertemuan informasi antara petani dan konsumen atau antara penjual dan pembeli," katanya.
Menurut dia, dirinya sekarang berjualan ketela merah memasarkan dengan memanfaatkan platform digital melalui aplikasi Lazada, Shopee,
Akulaku, Tokopedia dan Bukalapak, sehingga dapat menyambungkan pelaku UMKM, petani dengan penjual dan pembeli.
Karenanya, pemerintah daerah juga bisa membuat aplikasi pusat pemasaran hasil pertanian dengan memasarkan melalui platform digital itu.
"Kami meyakini pemasaran platform digital luar biasa untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli, sehingga dapat mendongkrak peningkatan omzet penjualan," katanya.
"Mau atau tidak mau, bupati dan wali kota juga harus belajar platform digital," kata Zulkifli Hasan saat "Grand Opening sentra hasil bumi dan UMKM" di Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Serang, Kamis.
Penggunaan platform digital nantinya bupati dan wali kota dapat mempertemukan pelaku UMKM dan petani antara penjual dan pembeli sangat mudah sekali.
Sebab, kalau cari sendiri tentu sangat susah untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli
Dengan demikian, menteri, bupati dan wali kota dapat menyambungkan dan membina petani dan pelaku UMKM melalui platform digital untuk mendekatkan pemasaran.
Apalagi, katanya, tempat di sini kawasan sentra hasil bumi dan UMKM sangat menarik.
"Kita bisa saja mendatangkan artis tentu akan banyak pengunjung yang datang ke sini," katanya menjelaskan.
Lebih jauh Zulkifli Hasan mengatakan pemasaran digital perlu dikembangkan karena dirinya menjual ketela merah di Pasar Cicalengka Bandung memakai platform digital hingga omzetnya naik 9.600 kali.
Bayangkan besarnya omzet itu juga melalui pemasaran digital dapat memotong rantai distribusi, sehingga pasar langsung pembeli.
Ia mencontohkan, enam bulan lalu tanam ketela merah di lahan seluas 10 hektare dengan produksi panen sekitar 80 ton.
Namun, waktu panen penyakit lama 50 tahun lalu kembali tidak laku juga tidak ada yang pembelinya.
Sebetulnya, kata dia, bukan tidak laku, tetapi tidak tahu pembelinya itu.
Namun, dua bulan ke depan ada pengusaha ritel besar mau menampung ketela merah itu.
Berapa pun produksinya siap ditampung oleh pengusaha ritel besar karena sangat laku dijual di kafe-kafe.
Kondisi seperti itu, petani dan pembeli tidak menyambung, sehingga bupati dan wali kota harus belajar memakai platform digital untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli.
"Kami minta bupati dan wali kota dapat mengembangkan platform digital, sehingga menjadi pusat pertemuan informasi antara petani dan konsumen atau antara penjual dan pembeli," katanya.
Menurut dia, dirinya sekarang berjualan ketela merah memasarkan dengan memanfaatkan platform digital melalui aplikasi Lazada, Shopee,
Akulaku, Tokopedia dan Bukalapak, sehingga dapat menyambungkan pelaku UMKM, petani dengan penjual dan pembeli.
Karenanya, pemerintah daerah juga bisa membuat aplikasi pusat pemasaran hasil pertanian dengan memasarkan melalui platform digital itu.
"Kami meyakini pemasaran platform digital luar biasa untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli, sehingga dapat mendongkrak peningkatan omzet penjualan," katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: