BRIN terus kembangkan riset energi baru terbarukan
28 Juli 2022 11:25 WIB
Tangkapan layar Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Dr Haznan Abimanyu dalam webinar "Riset dan Inovasi di Bidang Energi dan Manufaktur Untuk Mendukung Kemandirian Bangsa" di Jakarta, Kamis (28/7/2022). FOTO ANTARA/Wuryanti Puspitasari
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mengembangkan riset dan inovasi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT) guna mendorong terwujudnya kemandirian dan ketahanan energi.
"Energi merupakan salah satu sektor yang penting dalam kehidupan manusia mengingat semua kehidupan manusia tergantung dari energi," kata Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Dr Haznan Abimanyu dalam webinar "Riset dan Inovasi di Bidang Energi dan Manufaktur Untuk Mendukung Kemandirian Bangsa" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Menurut dia riset dan inovasi di bidang EBT ini akan dapat mendukung upaya transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan.
"Hal ini juga diharapkan akan dapat mendukung kemandirian energi dan mengantisipasi kelangkaan energi terutama energi fosil. Terkait hal tersebut pengembangan EBT menjadi salah satu fokus kami di Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN," katanya.
Ia menambahkan bahwa pada saat ini pihaknya juga terus mengembangkan riset dan inovasi di bidang manufaktur dalam rangka mendukung kemandirian bangsa pada sektor tersebut.
"Selain bidang energi, manufaktur juga merupakan salah satu sektor penting yang pada saat ini menjadi salah satu isu yang sangat strategis untuk dibahas mengingat sektor manufaktur merupakan salah satu sektor andalan di dalam negeri," katanya.
Melalui hasil riset dan inovasi maka diharapkan akan dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan sektor manufaktur agar makin kompetitif dan berdaya saing.
Untuk itu pihaknya terus mengoptimalkan program riset dan inovasi mulai dari hulu hingga ke hilir guna menghasilkan produk kompetitif yang bisa mengisi pasar di dalam negeri.
"Sektor manufaktur menjadi salah satu kunci penting dalam perkembangan industri Indonesia di masa yang akan datang sehingga riset dan inovasi di bidang ini perlu terus diperkuat dan dioptimalkan," demikian Haznan Abimanyu.
Baca juga: Sri Mulyani: RI butuh Rp3.500 triliun untuk sediakan listrik hijau
Baca juga: Kementerian ESDM akan bangun 33.476 BMN infrastruktur EBT tahun ini
Baca juga: Ketua Komisi VII dorong mahasiswa pecahkan masalah energi fosil
Baca juga: Indonesia ajak G20 waspada risiko korupsi di sektor energi terbarukan
"Energi merupakan salah satu sektor yang penting dalam kehidupan manusia mengingat semua kehidupan manusia tergantung dari energi," kata Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Dr Haznan Abimanyu dalam webinar "Riset dan Inovasi di Bidang Energi dan Manufaktur Untuk Mendukung Kemandirian Bangsa" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Menurut dia riset dan inovasi di bidang EBT ini akan dapat mendukung upaya transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan.
"Hal ini juga diharapkan akan dapat mendukung kemandirian energi dan mengantisipasi kelangkaan energi terutama energi fosil. Terkait hal tersebut pengembangan EBT menjadi salah satu fokus kami di Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN," katanya.
Ia menambahkan bahwa pada saat ini pihaknya juga terus mengembangkan riset dan inovasi di bidang manufaktur dalam rangka mendukung kemandirian bangsa pada sektor tersebut.
"Selain bidang energi, manufaktur juga merupakan salah satu sektor penting yang pada saat ini menjadi salah satu isu yang sangat strategis untuk dibahas mengingat sektor manufaktur merupakan salah satu sektor andalan di dalam negeri," katanya.
Melalui hasil riset dan inovasi maka diharapkan akan dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan sektor manufaktur agar makin kompetitif dan berdaya saing.
Untuk itu pihaknya terus mengoptimalkan program riset dan inovasi mulai dari hulu hingga ke hilir guna menghasilkan produk kompetitif yang bisa mengisi pasar di dalam negeri.
"Sektor manufaktur menjadi salah satu kunci penting dalam perkembangan industri Indonesia di masa yang akan datang sehingga riset dan inovasi di bidang ini perlu terus diperkuat dan dioptimalkan," demikian Haznan Abimanyu.
Baca juga: Sri Mulyani: RI butuh Rp3.500 triliun untuk sediakan listrik hijau
Baca juga: Kementerian ESDM akan bangun 33.476 BMN infrastruktur EBT tahun ini
Baca juga: Ketua Komisi VII dorong mahasiswa pecahkan masalah energi fosil
Baca juga: Indonesia ajak G20 waspada risiko korupsi di sektor energi terbarukan
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: